Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menulis sebagai Sarana Menjangkau Sesama

7 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:21 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Saya bergabung dengan Kompasiana menurut data yang tertulis pada 11 September 2021. Tetapi baru benar-benar menulis untuk pertama kalinya baru pada 8 April 2024 ketika sedang tidak bisa ke mana-mana pasca operasi telapak kaki. 

Sejak itu hingga hari ini yang menulis sudah 365 tulisan. Artikel pertama berjudul, Dua Sisi dari Sekeping "Jogetin Aja" pukul 13:45 WIB. Dibaca atau dilihat oleh 131 orang, dilike oleh dua orang dan dikomentar oleh satu orang.

Artikelnya masuk Artikel Pilihan (AP). Artikel pertama yang masuk Artikel Utama (AU) berjudul, "Arus Balik: Ke Dalam dan Ke Luar Diri" merupakan tulisan ketiga belas pada 15 April 2024 pukul 20:17 yang telah dilihat oleh 1222 orang, disukai 15 orang dan dikomentari oleh satu orang. Sejak itu tulisan yang masuk Artikel Pilihan sebanyak 230 tulisan dan 17 Artikel Utama, dilihat oleh 48.000 orang.

Sejak AU pertama sampai hari ini saya merasa pergerakannya lambat. Kadang merasa heran saja kok orang lain bisa setiap hari artikelnya masuk AU, entah apa yang menjadi kriteria utama dari setiap artikel sehingga layak menjadi AU. 

Sebagai pemain baru di Kompasiana, saya menulis mengikuti irama otak yang memproduksi aneka ide menjadi sebuah tulisan. Soal menjadi AP atau AU biar itu urusan admin, tugas seorang penulis adalah menulis dan mendokumentasikan tulisannya.

Saya bersyukur bahwa karena pasca operasi baru punya kesempatan untuk membuka kembali akun Kompasiana saya lalu mulai menulis dan mengarsipkan berbagai ide (puisi, cerpen, opini) secara online. 

Jika suatu saat hendak menulis secara lebih serius menjadi sebuah buku (bahkan bisa menjadi beberapa buku) tinggal membongkar kembali tulisan-tulisan yang ada.

Tulisan yang Mengesankan

(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)
(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Tulisan pertama saya berjudul "Dua Sisi dari Sekeping 'Jogetin Aja'" di Kompasiana ini menjadi tulisan yang paling menarik karena membahas polarisasi yang terjadi dalam masyarakat melalui kacamata fenomena budaya populer, khususnya dalam ekspresi kehidupan sehari-hari. 

"Jogetin aja" menjadi metafora untuk pendekatan yang tampak santai, ringan, dan sering kali apatis terhadap masalah yang lebih kompleks. 

Namun, di sisi lain, ungkapan ini juga bisa menggambarkan respons adaptif dan positif terhadap situasi yang sulit, seperti cara masyarakat menghadapi tekanan dengan humor atau hiburan.

Polarisasi yang menjadi latar belakang tulisan ini tampak dalam dua sudut pandang utama: Pertama, Sisi Adaptif dan Positif. Ada kelompok dalam masyarakat yang melihat "Jogetin aja" sebagai cara untuk melepaskan diri dari tekanan dan tantangan hidup. 

Dalam kondisi sulit atau tertekan, mereka memilih merespons dengan fleksibilitas, humor, dan mencari hiburan. Hal ini menunjukkan daya tahan masyarakat dalam menghadapi realitas yang sering kali penuh kesulitan. 

Budaya "joget" menjadi simbol bagaimana orang-orang menghadapi hidup dengan lebih ringan, sebagai cara untuk menjaga kesehatan mental dan mencari kebahagiaan di tengah tantangan.

Kedua, Sisi Kritik Terhadap Apatisme. Di sisi lain, ada pandangan yang lebih kritis, yang melihat bahwa "Jogetin aja" dapat mencerminkan sikap apatis atau kurang peduli terhadap isu-isu sosial yang lebih besar. 

Polarisasi muncul ketika ekspresi budaya ini dianggap menutupi masalah struktural yang mendalam. Mereka yang berada di sisi ini mungkin merasa bahwa respons semacam itu tidak memberikan solusi nyata terhadap ketimpangan, ketidakadilan, atau permasalahan politik yang membutuhkan perhatian serius.

Fenomena ini memperlihatkan jurang antara mereka yang ingin menghadapi masalah dengan lebih serius dan mereka yang memilih untuk "joget" sebagai bentuk pelarian. 

Polarisasi semacam ini sangat menarik karena menunjukkan bagaimana budaya populer bisa menjadi cerminan dari dinamika sosial yang lebih luas, di mana masyarakat terpecah antara menghadapi kenyataan secara langsung atau memilih untuk menghindarinya dengan cara yang ringan.

Latar belakang dari tulisan ini menggambarkan ketegangan antara kenyataan yang sulit dengan keinginan untuk melepaskan diri darinya. 

Fenomena "Jogetin aja" tidak hanya sekadar ungkapan budaya, tetapi juga cermin dari bagaimana masyarakat membagi diri dalam cara menghadapi tantangan sosial, politik, dan ekonomi.

Catatan untuk Kompasiana

(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)
(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Di ulang tahun keenam belas ini ada beberapa catatan apresiasi yang patut saya sampaikan kali ini untuk Kompasiana. Pertama, Keberagaman Konten dan Penulis. 

Kompasiana telah menjadi wadah yang inklusif bagi siapa saja untuk berbagi pandangan, dari jurnalis, penulis profesional, hingga masyarakat umum. 

Keberagaman latar belakang penulis membuat platform ini kaya akan perspektif, topik, dan gaya menulis, yang memperkaya pembaca. 

Kedua, Partisipasi Publik yang Aktif. Kompasiana telah berhasil memfasilitasi dialog yang dinamis di antara penggunanya. 

Baik di kolom komentar, berbagi konten, atau diskusi yang diinisiasi melalui tulisan-tulisan, platform ini mempromosikan partisipasi aktif dalam isu-isu sosial, politik, budaya, dan pendidikan. 

Ketiga, Media yang Memperkuat Literasi Digital. Dengan semakin majunya dunia digital, Kompasiana telah menjadi salah satu pelopor dalam menguatkan literasi digital di Indonesia. 

Tidak hanya sebagai sarana menulis, tapi juga tempat bagi pembaca untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, menyaring informasi, dan memahami perspektif lain. 

Keempat, Platform untuk Opini dan Karya Independen. Kompasiana terus menjadi tempat penting untuk menyuarakan opini, cerita pribadi, atau investigasi independen yang mungkin tidak selalu mendapat tempat di media arus utama. Ini memberikan suara kepada mereka yang ingin berbagi pengalaman atau ide yang unik.

Harapan untuk Kompasiana ke Depan (yang bisa jadi sudah sering dilakukan oleh Kompasiana)

(hasil olahan GemAIBot, dokpri)
(hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Ada enam harapan yang bisa kita cermati bersama untuk perkembangan Kompasiana, rumah ide kita bersama. Pertama, Peningkatan Kualitas dan Moderasi Konten. 

Seiring pertumbuhan jumlah pengguna dan tulisan, menjaga kualitas konten adalah tantangan penting. Diharapkan Kompasiana dapat terus memperkuat sistem moderasi yang adil dan transparan, menjaga agar konten yang muncul tetap bermanfaat, informatif, dan bebas dari hoaks atau konten yang tidak sesuai.

Kedua, Peningkatan Edukasi Literasi Media. Diharapkan Kompasiana terus menjadi ruang edukasi literasi media yang semakin efektif. 

Memberikan pelatihan atau panduan tentang cara menulis yang baik, riset yang mendalam, dan sumber daya yang akurat akan sangat membantu pengguna baru maupun yang sudah berpengalaman.

Ketiga, Mendukung Penulis Pemula. Memberikan lebih banyak kesempatan dan fitur untuk mendukung penulis pemula agar mereka lebih percaya diri dalam berbagi tulisan mereka. 

Workshop, mentor, atau feedback dari penulis yang lebih berpengalaman bisa menjadi cara untuk meningkatkan keterampilan menulis komunitas. (Mungkin hal ini sudah sering dilakukan Kompasiana, maaf jika usulan saya bukan hal baru)

Keempat, Peningkatan Interaksi dan Diskusi Berkualitas. Kompasiana diharapkan dapat terus memfasilitasi diskusi-diskusi yang mendalam dan bermakna. 

Mungkin dengan menambahkan fitur atau tools yang mempermudah interaksi yang lebih terstruktur dan relevan antara pembaca dan penulis.

Kelima, Inovasi Teknologi dan Aksesibilitas. Di masa depan, diharapkan Kompasiana bisa terus berinovasi dalam aspek teknologi. 

Meningkatkan aksesibilitas untuk pengguna di berbagai perangkat, menghadirkan fitur-fitur baru yang memudahkan penulisan, membaca, dan berbagi, serta menciptakan ruang yang nyaman bagi komunitas yang terus berkembang.

Keenam, Membuka Ruang untuk Kolaborasi. Diharapkan Kompasiana dapat memperluas ruang kolaborasi antara penulis dan pembaca, baik dalam proyek tulisan kolaboratif, diskusi panel online, atau kompetisi menulis yang mendorong kreativitas lebih jauh.

Kompasiana telah menjadi platform penting yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan ide, pendapat, dan pengalaman mereka. 

Pada ulang tahun ke-16 ini, tantangan ke depan adalah bagaimana tetap relevan, menjaga kualitas, dan terus berinovasi, sambil mempertahankan semangat inklusif dan partisipatif yang telah menjadi ciri khasnya.

Selamat ulang tahun Kompasiana! 
Teruslah menjangkau semakin banyak orang, semakin banyak penulis dan pembaca. 
Semoga terus menjadi media berbagi yang bermanfaat, inspiratif, dan penuh makna!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun