Sekolah yang Luka
Di balik dinding-dinding sunyi, cerita berkelana,
Tangan kasar beradu, suara takut menggema,
Bagaimana mungkin di tempat ilmu,
Terlahir luka yang dalam dan membeku,
Sekolah, haruskah jadi tempat bisu?
Langkah kaki terhenti di lorong-lorong beku,
Anak-anak terbungkam, bisu dalam pilu,
"Kok bisa?" tanyamu dalam kegetiran,
Sekolah seharusnya merawat kebebasan,
Tapi kini, kekerasan tumbuh dalam keremangan.
Adakah jalan untuk mengakhiri belenggu ini?
Program dan aturan, mungkinkah menjinakkan api?
Ekstrakurikuler, pelukan persaudaraan,
Mungkinkah itu jawabannya, jalan pulang,
Menuju sekolah yang damai, penuh kasih sayang?
Kompasianer, mari kita resapi,
Sekolah bukan medan perang, tapi ruang mengerti,
Pelajar bukan hanya pengisi ruang kosong,
Mereka jiwa-jiwa yang haus untuk dihormati,
Butuh bimbingan, butuh keamanan sejati.
Harus ada sinergi, dari orang tua hingga pengawas,
Ekstrakurikuler jadi jembatan, bukan sekadar hias,
Sekolah tak hanya soal angka dan prestasi,
Namun ruang untuk tumbuh, dengan hati yang berseri,
Bebas dari cengkraman kekerasan yang menghantui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H