Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Oktober: Bulan Rosario, Anjangsana Bersama Bunda Maria

1 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 1 Oktober 2024   14:01 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Hilda Magdalena, the.confident.catholic) 

Dengan demikian, Bulan Rosario bukan hanya tradisi yang berakar pada sejarah, tetapi juga praktik devosi yang membawa relevansi dan makna mendalam bagi kehidupan iman umat Katolik dewasa ini. Doa Rosario menjadi doa yang actual karena senantiasa oleh umat Katolik.

(realmetanoia.blogspot.com)
(realmetanoia.blogspot.com)

Bagian Kedua: Rosario di Mata Para Paus

Para paus sepanjang sejarah telah menekankan pentingnya Bulan Rosario dan doa Rosario bagi umat Katolik, masing-masing memberikan perspektif yang memperdalam makna dan relevansi devosi ini. Berikut beberapa pandangan penting dari para paus tentang Bulan Rosario:

1. Paus Leo XIII: Paus Rosario

Paus Leo XIII adalah yang paling vokal dalam mempromosikan doa Rosario. Selain ensiklik "Supremi Apostolatus Officio" (1883) dan "Octobri Mense" (1891), dia menulis total 12 ensiklik tentang Rosario (akan ada artikel tersendiri tentang 12 ensiklik ini), yang menegaskan pentingnya doa ini sebagai sarana melawan kejahatan di dunia dan memohon perlindungan Maria. Paus Leo XIII menganggap doa Rosario sebagai "doa yang sangat kuat" untuk melawan krisis spiritual, sosial, dan politik pada masanya. Dia menekankan pentingnya umat beriman untuk menjadikan Bulan Oktober sebagai waktu khusus untuk doa Rosario, memohon bimbingan dan perlindungan dari Bunda Maria bagi Gereja dan dunia.

(Hilda Magdalena, the.confident.catholic) 
(Hilda Magdalena, the.confident.catholic) 

2. Paus Pius XI: Doa untuk Perdamaian

Paus Pius XI, dalam ensikliknya "Ingravescentibus Malis" (1937), menegaskan kembali nilai doa Rosario dalam menghadapi kejahatan yang semakin besar di dunia. Dia mengajak umat untuk berdoa Rosario secara tekun, khususnya pada bulan Oktober, sebagai sarana memohon perdamaian di dunia yang dilanda ketidakstabilan politik dan ancaman perang. Menurut Paus Pius XI, "Rosario adalah doa yang paling efektif untuk memenangkan rahmat dari surga, dan yang paling cocok untuk memohon kedamaian yang sejati dan langgeng bagi bangsa-bangsa."

3. Paus Pius XII: Rosario sebagai 'Ringkasan Injil'

Paus Pius XII, dalam beberapa ajarannya, menyebut Rosario sebagai "ringkasan seluruh Injil," karena doa ini mengajak umat untuk merenungkan misteri kehidupan Yesus dan Maria. Dalam ensikliknya "Ingruentium Malorum" (1951), Paus Pius XII mengingatkan umat Katolik tentang kekuatan doa Rosario dalam menghadapi pergolakan dunia pasca-Perang Dunia II. Dia melihat Rosario sebagai sarana untuk memohon rahmat Tuhan dan perlindungan Bunda Maria, terutama di tengah ketidakpastian dan ancaman komunis yang berkembang saat itu. Bagi Pius XII, Rosario tidak hanya doa pribadi tetapi juga doa sosial, karena mengandung kekuatan untuk membangun perdamaian dunia.

4. Paus Paulus VI: Rosario dan Kehidupan Keluarga

Paus Paulus VI dalam surat apostoliknya, "Marialis Cultus" (1974), menekankan pentingnya doa Rosario dalam kehidupan keluarga Katolik. Dia melihat Rosario sebagai doa yang membantu keluarga memperdalam iman, menciptakan keharmonisan, dan memohon bantuan Bunda Maria dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Paulus VI juga mendorong umat Katolik untuk mengintegrasikan doa Rosario dengan pembacaan Kitab Suci sehingga lebih dapat merenungkan misteri-misteri Kristus dengan lebih mendalam.

5. Paus Yohanes Paulus II: Rosario sebagai Doa Kontemplatif

Paus Yohanes Paulus II sangat mendorong devosi Rosario dan memiliki hubungan pribadi yang mendalam dengan doa ini. Dalam ensikliknya "Rosarium Virginis Mariae" (2002), Paus Yohanes Paulus II menyebut Rosario sebagai doa kontemplatif yang sangat mendalam. Dia menambahkan Misteri Cahaya (Luminous Mysteries) ke dalam doa Rosario, yang meliputi momen-momen penting dari pelayanan Yesus, seperti baptis-Nya di Sungai Yordan dan Perjamuan Terakhir. Paus Yohanes Paulus II melihat Rosario sebagai doa yang menuntun umat Katolik untuk merenungkan Kristus melalui hati Maria. Rosario, menurutnya, adalah "doa favorit" yang membantu umat beriman untuk lebih dekat dengan Yesus Kristus dan memperdalam relasi pribadi dengan-Nya.

(tomperna.org)
(tomperna.org)

6. Paus Benediktus XVI: Rosario sebagai Sekolah Maria

Paus Benediktus XVI, dalam homilinya pada Bulan Rosario, menggambarkan Rosario sebagai "sekolah Maria", di mana umat Katolik belajar tentang Kristus dari Bunda-Nya. Dia menekankan bahwa Rosario adalah doa yang menggabungkan refleksi mendalam pada misteri Kristus dengan cinta Maria. Rosario, kata Benediktus XVI, adalah sarana untuk mengalami "keindahan dan kekayaan" dari relasi pribadi dengan Tuhan. Paus Benediktus juga menekankan bahwa doa Rosario menawarkan kepada umat Katolik "ketenangan dan kedamaian" di tengah dunia yang penuh tantangan dan kegelisahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun