OKTOBER: BULAN ROSARIO, ANJANGSANA BERSAMA BUNDA MARIA
Bulan Oktober dikenal sebagai Bulan Rosario bagi umat Katolik, waktu yang didedikasikan secara khusus untuk menghormati Bunda Maria melalui doa Rosario. Sejarah Rosario sendiri bermula dari devosi kepada Maria yang sudah lama ada dalam Gereja Katolik. Tradisi ini dihubungkan dengan Santo Dominikus, yang konon menerima Rosario dari Bunda Maria pada abad ke-13 sebagai senjata rohani melawan ajaran sesat Albigensian [lihat kurung khusus di bawah ini]. Namun, doa Rosario sebagaimana kita kenal sekarang, dengan 20 peristiwa yang merenungkan hidup Yesus dan Maria, baru berkembang sepenuhnya pada abad ke-16.
[Menurut tradisi populer, Bunda Maria menampakkan diri kepada Santo Dominikus dan memberikan Rosario sebagai senjata rohani untuk melawan ajaran sesat Albigensian yang menyebar di Prancis selatan pada waktu itu. Ajaran Albigensian (atau Katarisme) mengajarkan dualisme ekstrem, yang menyatakan bahwa dunia fisik adalah jahat dan hanya dunia spiritual yang baik, bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik tentang penciptaan dan inkarnasi.Â
Dalam legenda tersebut, Bunda Maria menyarankan agar Dominikus menggunakan doa Rosario sebagai sarana untuk membawa umat kembali kepada iman Katolik melalui meditasi atas misteri-misteri kehidupan Kristus. Rosario dianggap sebagai doa yang sederhana namun sangat mendalam, yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat dan efektif dalam memohon bantuan ilahi.Â
Meskipun kisah ini bukan bagian dari catatan sejarah yang terdokumentasi secara rinci, devosi kepada Bunda Maria dan penggunaan Rosario memang berkembang pesat berkat Santo Dominikus dan Ordo Pengkhotbah (Dominikan), yang dia dirikan. Para pengikutnya kemudian mempromosikan doa Rosario sebagai bagian penting dari kehidupan rohani umat Katolik.]
Bagian Pertama: Sejarah Bulan Oktober sebagai Bulan Rosario
Keputusan untuk menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario diperkuat oleh Paus Leo XIII, yang dikenal sebagai "Paus Rosario." Paus Leo XIII menulis 12 ensiklik tentang Rosario (akan ditulis tersendiri), yang menggarisbawahi pentingnya doa ini. Salah satu ensiklik pentingnya adalah "Supremi Apostolatus Officio" (1883), yang menegaskan keutamaan doa Rosario sebagai sarana untuk memohon perlindungan Maria, terutama di masa krisis. Dia juga menetapkan perayaan Pesta Bunda Maria Ratu Rosario pada tanggal 7 Oktober, yang diperingati sebagai tanda syukur atas kemenangan armada Kristen dalam Pertempuran Lepanto tahun 1571. Kemenangan ini diyakini sebagai hasil dari intervensi Maria melalui doa Rosario.
Ensiklik tentang Rosario
Selain Supremi Apostolatus Officio, ensiklik lain yang penting adalah "Octobri Mense" (1891), di mana Paus Leo XIII secara eksplisit menunjuk bulan Oktober sebagai bulan khusus untuk menghormati Maria melalui doa Rosario. Dia mengajak umat beriman untuk lebih rajin berdoa Rosario sepanjang bulan ini sebagai sarana untuk memohon bantuan dan bimbingan Maria dalam berbagai aspek kehidupan rohani dan sosial.
Relevansi Bulan Rosario bagi Umat Katolik Dewasa Ini
Bagi umat Katolik dewasa ini, Bulan Rosario tetap relevan sebagai momen untuk memperdalam iman dan relasi dengan Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria. Rosario menjadi sarana meditasi atas misteri kehidupan Yesus Kristus, mulai dari inkarnasi hingga kebangkitan dan kemuliaan-Nya. Dalam konteks modern yang penuh tantangan dan ketidakpastian, doa Rosario dianggap sebagai bentuk perlindungan spiritual dan juga sarana untuk menemukan kedamaian batin.
Dengan beranjangsana dari rumah ke rumah setiap malam, sambil saling berkunjung, umat Katolik diajak untuk mengambil waktu di tengah kesibukan sehari-hari untuk berdoa Rosario, baik secara pribadi maupun bersama keluarga, sebagai cara untuk menghubungkan hidup mereka dengan Tuhan. Selain itu, doa Rosario dianggap penting dalam mendukung berbagai niat Gereja, seperti perdamaian dunia, kesatuan keluarga, dan penyembuhan bagi mereka yang menderita. Paus Yohanes Paulus II, dalam ensikliknya "Rosarium Virginis Mariae" (2002), juga menekankan bahwa Rosario adalah doa kontemplatif yang memiliki kedalaman spiritual dan tetap menjadi sumber kekuatan iman bagi umat Katolik di segala zaman. Dalam ensiklik ini pula Paus Yohanes Paulus II menambahkan 1 peristiwa Rosario yakni peristiwa Terang atau Cahaya, melengkapi tiga peristiwa yang sudah ada sebelumnya.