Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persaudaraan dan Persahabatan dalam Keragaman

29 September 2024   07:44 Diperbarui: 29 September 2024   07:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Persaudaraan dan Persahabatan Dalam Keragaman

Bacaan pertama hari Minggu Biasa XXVI, 29 September 2024 diambil dari Bilangan 11:25-29. Bacaan ini menjelaskan tentang bagaimana Tuhan menurunkan Roh-Nya ke atas tujuh puluh tua-tua Israel dan mereka mulai bernubuat. Namun, dua orang yang tidak berada di dalam perkemahan juga menerima Roh tersebut dan mereka pun bernubuat. Ketika diberitahukan kepada Musa, dia tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang negatif. Sebaliknya, dia berharap agar semua orang adalah nabi dan bahwa Tuhan memberikan Roh-Nya kepada mereka.

Dalam konteks zaman sekarang, teks ini mengingatkan kita tentang pentingnya inklusi dan keragaman dalam Gereja dan masyarakat. Paus Fransiskus, dalam ensikliknya "Fratelli Tutti," menekankan konsep persaudaraan dan persahabatan sosial. Paus memandang semua orang sebagai bagian dari satu keluarga besar manusia, dengan menciptakan tempat agar setiap orang dapat merasa diterima dan dihargai.

Menghubungkan hal tersebut dengan Bilangan 11:25-29, kita dapat melihat bahwa Paus Fransiskus, seperti Musa, menghargai keragaman dan inklusi. Dia tidak menolak orang-orang yang berbeda atau berada di luar 'perkemahan' tradisional Gereja. Sebaliknya, dia mengakui bahwa Roh Kudus dapat bekerja melalui semua orang, tidak peduli latar belakang mereka.

Jadi, dalam konteks kita saat ini, ketika kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralis dan beragam, pesan Bilangan 11:25-29 menjadi sangat relevan. Kita diajak untuk tidak merasa 'eksklusif', tetapi membuka diri dan menghargai keragaman. Kita diajak untuk melihat Roh Kudus bekerja dalam setiap orang dan mengakui bahwa setiap orang memiliki nilai dan kontribusi yang unik untuk diberikan.

Semoga, renungan berdasarkan Bilangan 11:25-29 dan ensiklik Paus Fransiskus memperkuat pentingnya inklusifitas, keragaman, dan persaudaraan dalam masyarakat kita saat ini.

Selamat hari Minggu
Salam dari kaki Merapi, 29 September 2024

Alfred B. Jogo Ena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun