Peran Tari Likurai sebagai Identitas Budaya dalam Dunia Pendidikan
Oleh: Maria Yovita Tae
Editor: Alfred B. Jogo Ena
Tulisan ini merupakan hasil pelatihan beberapa waktu lalu bersama mahasiswa Flobamorata USD Yogyakarta. Dari dua puluhan naskah yang masuk dipilih tiga terbaik. Dan akan dimuat dalam kompasiana ini dan beberapa media online lainnya. Tulisan ini merupakan terbaik ketiga.
Keberagaman budaya merupakan warisan nasional yang perlu dijaga dan dilestarikan. Salah satu bentuk ekspresi budaya yang kaya akan nilai-nilai tradisional adalah tarian (seni tari). Dalam dunia pendidikan, pelestarian budaya khususnya melalui seni tari memiliki peran yang krusial dalam mengajarkan nilai-nilai warisan nenek moyang kepada generasi muda agar bisa dikembangkan dengan baik.
Tari adalah gerakan tubuh yang dilakukan secara ritmis dan bermakna. Tari yang biasanya diiringi dengan musik ini dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan, menceritakan kisah, dan sebagai keindahan gerakan. Ada beberapa jenis tarian yang ada di Indonesia yaitu, tari tradisional, tari modern, tari klasik, dan tari sosial. Tarian tradisional adalah salah satu tarian yang sering dilestarikan karena tarian ini berasal dari suatu budaya tertentu dan memiliki makna khusus bagi masyarakat. Salah satu contohnya tarian tradisional adalah Tarian Likurai.
Tarian Likurai adalah salah satu jenis tarian tradisional dari kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini sangat kaya akan makna dan sejarah, serta menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Belu. Filosofi dari Tarian Likurai ini selain digunakan untuk merayakan kemenangan perang, juga untuk kepentingan adat dan penyambutan tamu. Gerakan tarian Likurai ini sangat dinamis yang mencerminkan semangat juang dari para penari.  Tarian ini biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti Gendrang/tihar yang dapat menciptakan suasana meriah dan bersemangat bagi masyarakat. Penari Likurai ini menggunakan pakaian adat khas Belu  berwarna-warni yang terbuat dari kain tenun ikat.
Tari Likurai mengandung makna yang sangat mendalam tentang kehidupan dunia saat ini. Tarian ini mengajarkan kepada masyarakat betapa pentingnya kerja sama, keberanian, dan keharmonisan. Dalam fungsi kerja sama, tarian ini mempunyai gerakan yang serentak dan kompak yang menunjukkan pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Gerakan dari tarian ini sangat lincah dan penuh semangat yang menggambarkan keberanian dan semangat juang yang tinggi. Dari fungsi keharmonisan, Tarian Likurai mengajarkan tentang pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam dan sesama manusia.
Tarian Likurai ini menjadi salah satu warisan budaya di Indonesia dan mempunyai peran dalam membentuk dan memperkuat identitas budaya masyarakat Belu, Nusa Tenggara Timur. Tari merupakan ekspresi seni yang mengandung makna mendalam dari suatu budaya itu sendiri. Tari menjadi cerminan dari identitas suatu masyarakat dari gerakan, musik, dan kostum. Dalam prespektif akademik, seni tari tidak hanya tentang gerakan tubuh, tetapi juga mengandung pesan moral dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan tetap melestarikan budaya tersebut.
Sebagai identitas budaya, tari Likurai mempunyai peran penting yaitu pertama, sebagai penanda keberagaman suku. Ciri khas berupa gerakan, kostum, dan iringan musik pada tarian ini menjadi suatu perbedaan suku Belu dengan suku-suku lainnya di Indonesia. Kedua, sebagai penghubung antar generasi. Tarian ini menjadi media untuk membagikan nilai-nilai luhur seperti keberagaman, kerja sama dari generasi tua ke generasi muda. Pembelajaran tarian Likurai ini dapat mengajak generasi muda untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya leluhur. Ketiga, sebagai daya tarik wisata. Tarian Likurai menjadi daya tarik wisata yang unik dan menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara dan memberikan kontribusi positif  bagi perekonomian masyarakat Belu. Keempat, sebagai simbol ketahanan budaya yang sulit ditiru oleh budaya lain, sehingga menjadi benteng pertahanan budaya asing.
Tari Likurai dari Belu ini mempunyai kekayaan nilai budaya dan estetiknya, sehingga menjadi potensi besar untuk dapat diintegrasikan dalam pendidikan. Dalam konteks pendidikan, memahami dan mempraktikkan tarian tradisional membantu siswa dalam memahami akar budaya mereka sendiri, mempertahankan identitas budaya, dan merasa bangga menjadi bagian dari suatu tradisi. Siswa juga dapat belajar mengenai nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan, seperti memberikan rasa hormat, kesabaran, kerja sama, dan kebersamaan melalui latihan tari tardisional. Pembelajaran tentang seni tari dapat menunjukkan kreatifitas dan ekspresi diri melaui gerakan tubuh, jika didukung oleh platform untuk mengembangkan bakat mereka dalam seni tari. Sehingga melalui seni tari, siswa dapat memahami dan menghargai keanekaragaman budaya di sekitar mereka.
Penerapan atau pengimplementasikan seni tari dalam dunia pendidikan sangat penting bagi perkembangan dan pelestarian budaya tradisional. Peran tari Likurai dalam pendidikan adalah menjadi penguatan karakter, di mana siswa dapat membangun identitas diri yang kuat sebagai bagian dari masyarakat Belu dan Indonesia. Pelestarian budaya juga menjadikan pembelajaran bagi siswa untuk dikembangkan dan diteruskan kepada generasi selanjutnya. Pelestarian budaya melalui seni tari bukan hanya tentang menjaga warisan masa lalu, melainkan juga tentang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai kemanusiaan, seperti bekerja sama, gotong-royong, dan menghargai perbedaan. Dalam dunia pendidikan, seni tari dapat menjadi identitas budaya sebagai sarana yang kuat untuk mengajarkan kepada siswa tentang nilai-nilai tradisional dan toleransi antarbudaya.
Sumber:Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H