Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nomor Urut dan Janji Politik antara Gimik dan Realitas

25 September 2024   22:07 Diperbarui: 26 September 2024   15:20 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Peningkatan Transparansi dan Pengawasan. Setiap janji politik harus diintegrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memiliki indikator keberhasilan yang jelas. Rakyat perlu diberikan akses untuk mengawasi pelaksanaan janji ini melalui media yang transparan dan dapat diakses publik.

Kedia, Evaluasi Berkala oleh Rakyat. Selain DPRD, evaluasi kinerja kepala daerah harus dilakukan oleh badan independen yang melibatkan perwakilan rakyat dan masyarakat sipil, sehingga kontrol terhadap kepala daerah menjadi lebih demokratis.

Ketiga, Pemilu Berkala yang Lebih Pendek. Masa jabatan kepala daerah yang terlalu panjang terkadang menyebabkan adanya ketidakpuasan yang mengendap. Dengan mempersingkat periode jabatan atau melakukan evaluasi tengah masa, rakyat dapat lebih sering memberikan penilaian atas kinerja kepala daerah.

(kompas.com)
(kompas.com)

Nomor Urut, Kedaulatan Rakyat, dan Janji yang Harus Ditepati

Nomor urut Pilkada mungkin menarik secara simbolis, namun substansi program dan kemampuan realisasi janji jauh lebih penting. Rakyat harus lebih kritis dalam memilih dan meminta pertanggungjawaban calon pemimpin mereka. Reformasi hukum yang memungkinkan rakyat untuk memecat kepala daerah yang tidak sanggup menepati janji adalah salah satu solusi yang perlu dipertimbangkan, demi memastikan bahwa kedaulatan benar-benar berada di tangan rakyat, bukan sekadar retorika dalam kampanye politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun