Bahaya Panas Ekstrem terhadap KesehatanÂ
Seminggu terakhir, cuaca di Yogyakarta terasa begitu panas dengan suhu yang bisa menembus angka 35 derajat Celsius. Meski panas menyengat, hembusan angin yang cukup kencang memberi sedikit rasa nyaman. Namun, panas ekstrem tetap menjadi ancaman bagi kesehatan dan ketahanan fisik. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berisiko terhadap kondisi tubuh jika tidak diantisipasi dengan tepat. Salah satu kebiasaan umum yang sering dilakukan saat cuaca terik adalah minum minuman dingin untuk menyegarkan diri. Namun, apakah ini benar-benar dianjurkan? Atau, justru ada hal lain yang harus diperhatikan ketika berhadapan dengan suhu yang sangat panas?
Anak nomor dua sudah empat kali pulang sekolah meminta saya membelikan es cream atau es cendol. Dan belum pernah saya iyakan atau belikan. Baru siang ini, bersama dia saya membelikan 2 plastik dawet ireng dengan es yang terpisah. Mengapa minuman dingin tidak dianjurkan ketika suhu sedang sangat panas? Saya mencoba mencari tahu dari banyak sumber tentang pengaruh minuman dingin kala cuaca sedang ekstrim panas.
Bahaya Panas Ekstrem terhadap Kesehatan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gelombang panas dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari dehidrasi hingga heatstroke. Dr. Sarah Stott, seorang ahli kesehatan lingkungan, mengungkapkan bahwa paparan panas berlebih pada tubuh dapat menyebabkan peningkatan beban pada sistem kardiovaskular, yang pada gilirannya dapat memicu komplikasi serius, terutama bagi orang-orang dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Salah satu respons tubuh terhadap panas ekstrem adalah peningkatan keringat sebagai upaya mendinginkan suhu tubuh. Namun, kehilangan cairan yang berlebihan ini, jika tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup, dapat berujung pada dehidrasi.
Dehidrasi bukanlah masalah sepele. Dr. John O'Neill, peneliti kesehatan masyarakat, menjelaskan bahwa dalam kondisi dehidrasi parah, tubuh kehilangan elektrolit penting seperti natrium dan kalium yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan fungsi otot serta saraf. Ketidakseimbangan ini dapat memicu gejala seperti lelah, pusing, kram otot, hingga kehilangan kesadaran. Dalam kasus ekstrem, dapat terjadi heat exhaustion atau bahkan heatstroke, kondisi darurat yang mengancam jiwa akibat ketidakmampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya sendiri.
Heatstroke merupakan salah satu efek paling berbahaya dari paparan panas ekstrem, di mana suhu inti tubuh meningkat di atas 40 derajat Celsius. Pada kondisi ini, fungsi organ-organ vital bisa terpengaruh secara serius. Jika tidak segera ditangani, heatstroke dapat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, hingga jantung. Oleh sebab itu, penting untuk mengambil langkah pencegahan ketika suhu lingkungan mulai meningkat tajam.
Minuman Dingin: Menyegarkan, tapi dengan Batasan
Ketika suhu udara meningkat, wajar jika seseorang merasa tergoda untuk minum minuman dingin sebagai solusi instan. Sensasi dingin yang menyegarkan seolah memberikan kelegaan, tetapi Dr. Michael Berger, seorang spesialis kedokteran tropis, menekankan bahwa minuman yang terlalu dingin justru bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh. Saat kita minum sesuatu yang sangat dingin, tubuh akan bekerja lebih keras untuk menstabilkan suhu internal. Hal ini dapat membebani organ pencernaan dan memicu kontraksi pembuluh darah secara tiba-tiba, yang justru mengganggu proses pendinginan alami tubuh.
Selain itu, minuman dingin juga dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan. Pada kondisi panas ekstrem, tubuh kita membutuhkan energi yang cukup untuk beradaptasi dengan suhu tinggi. Ketika kita mengonsumsi minuman dingin, energi tubuh akan dialihkan untuk menghangatkan cairan tersebut agar sesuai dengan suhu internal tubuh, yang pada akhirnya membuat tubuh menjadi lebih cepat lelah.
Menurut American Heart Association (AHA), minuman yang paling tepat untuk dikonsumsi saat cuaca panas adalah air putih pada suhu ruang atau minuman isotonik yang dapat menggantikan cairan dan elektrolit tubuh. Minuman dingin memang menyegarkan, namun air dalam jumlah cukup tetap yang terbaik untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Sementara itu, minuman manis dan berkarbonasi sebaiknya dihindari karena bisa memicu dehidrasi lebih lanjut. Kandungan gula yang tinggi dalam minuman ini justru menghambat penyerapan cairan dan memicu rasa haus yang berlebihan.
Langkah-langkah Pencegahan terhadap Panas Ekstrem
Menghadapi cuaca panas ekstrem seperti yang hari-hari ini di Yogyakarta belakangan ini (saya bisa bayangkan betapa panasnya di kampung halaman saya di Aimere, Ngada, Flores yang memang amat panas), ada beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Dr. Amelia Neira, seorang pakar dalam bidang kesehatan lingkungan, menyarankan beberapa tindakan berikut: