HOPE: HAVE ONLY POSITIVE EXPECTATIONS
(Refleksi tentang Menulis dengan Fokus, Positif, dan Pengharapan)
Seorang penulis yang baik adalah seorang pembaca dan sekaligus editor yang baik. Itulah sebuah keyakinan yang dimiliki oleh seorang penulis yang penuh dedikasi agar tulisannya bisa bermanfaat bagi orang lain. Selama lebih dari dua puluhan tahun menjadi editor saya selalu berusaha agar setiap tulisan yang saya hasilkan sebelum dipostingkan untuk orang lain perlu saya baca dan edit ulang-ulang. Bukan pertama-tama agar orang lain memuji tulisan saya bagus tetapi terutama saya berusaha menghargai diri saya sendiri sebagai yang terbaik baru kemudian bagi sesama atau pembaca lainnya. Memang kesempurnaan itu relatif. Karena yang sempurna hanyalah milik Allah Sang Mahasempurna.
Sore tadi di sebuah WAG yang saya ikuti, ada teman yang memposting gambar dengan tulisan:
H-ave
O-nly
P-ositive
E-xpectations
tanpa penjelasan apapun. Lalu sebelum pergi mengikuti acara pendalaman Kitab Suci atau BKSN di lingkungan saya mencoret-coret beberapa point yang kemudian saya kembangkan menjadi tulisan ini. Ini hanya sebagai sebuah sering dari sebuah pekerjaan yang ditekuni sekian lama: menjadi editor yang hobi menulis dan menjadi penulis yang bisa mengedit. Ya, itulah yang menghidupkan dapur kami selama ini, meski menjadi penulis atau editor di Yogyakarta tidaklah semewah di Jakarta atau di luar negeri. Di sini lebih banyak sebagai bakti sosial, yang penting masih bisa mencukupi kebutuhan harian. Itulah seninya hidup sebagai editor yang suka menulis.
***
Kembali ke kata HOPE tadi. Dalam dunia tulis-menulis, proses kreatif sering kali berangkat dari satu gagasan atau harapan yang ingin diwujudkan. Memahami makna "HOPE: Have Only Positive Expectations" dalam konteks penulisan dapat menjadi pedoman yang berharga bagi siapa saja yang ingin menghasilkan karya yang inspiratif. Empat prinsip ini - Memiliki (Have), Hanya (Only), Positif (Positive), dan Harapan (Expectations) -- (sekurang-kurangnya bagi saya) telah berkontribusi besar dalam membentuk pola pikir dan kualitas tulisan. Saya pernah mendapat pujian dari seorang imam yang juga penulis di belahan Amerika Latin (tulisan-tulisannya ketika masig mahasiswa dan calon imam sangat menginspirasi saya yang masih SMP kala itu) menguatkan saya untuk menekuni gaya penulisan saya.Â
Katanya, "Saya bangga dengan Alfred. Teruskan. Engkau punya bakat mengurai ide dalam kata luar biasa dan menarik. Saya yakin Alfred menganut ragam literer prosa jurnalis, semacam esei tapi lebih dari esei, karena di situ ada orisinalitas opinimu yang terbentuk oleh akal sehat dan alam bawa sadar. Maju terus."
Saya tidak terlena oleh pujian seorang senior, tetapi terpaju untuk terus melenturkan jemari di papan tuts untuk menarikan nyanyian hati dan pikiran berupa kata-kata yang terangkai satu demi satu membentuk sebuah makna. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tentang makna HOPE sebagaimana yang dimaksudkan sebelumnya. Sekurang-kurangnya menurut saya (mungkin bagi yang lain memang kurang benaran hehe. Tidak perlu cemas, terus jalan dan konsisten) ada empat point yang bisa kita maknai dari empat huruf HOPE.
Pertama, pentingnya MEMILIKI (HAVE) gagasan yang jelas dan tujuan yang spesifik.Â