Malam itu, meski hujan deras masih mengguyur kota, di pojok kafe kecil itu, dua orang lelaki memutuskan untuk tetap berjuang. Mungkin mereka tak akan memenangkan setiap pertarungan, mungkin mereka tak akan segera melihat zaken kabinet menjadi kenyataan. Tapi setidaknya, mereka tidak menyerah pada ilusi. Mereka memilih untuk tetap berpegang pada harapan, meski jalan menuju cita-cita mereka penuh liku.
***
Dialog Terakhir: Iman: "Kamu tahu, harapan bisa jadi ilusi bagi mereka yang tak punya nyali, tapi bagi kita, harapan adalah satu-satunya bahan bakar untuk bertahan."
Dr. Jaya: "Dan mungkin itu yang kita butuhkan, Iman. Bukan kemenangan instan, tapi nyali untuk terus melangkah meski dengan langkah-langkah kecil."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H