Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Zaken Kabinet yang Tertunda

14 September 2024   00:02 Diperbarui: 14 September 2024   00:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, meski hujan deras masih mengguyur kota, di pojok kafe kecil itu, dua orang lelaki memutuskan untuk tetap berjuang. Mungkin mereka tak akan memenangkan setiap pertarungan, mungkin mereka tak akan segera melihat zaken kabinet menjadi kenyataan. Tapi setidaknya, mereka tidak menyerah pada ilusi. Mereka memilih untuk tetap berpegang pada harapan, meski jalan menuju cita-cita mereka penuh liku.

***

Dialog Terakhir: Iman: "Kamu tahu, harapan bisa jadi ilusi bagi mereka yang tak punya nyali, tapi bagi kita, harapan adalah satu-satunya bahan bakar untuk bertahan."

Dr. Jaya: "Dan mungkin itu yang kita butuhkan, Iman. Bukan kemenangan instan, tapi nyali untuk terus melangkah meski dengan langkah-langkah kecil."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun