Pembawa Harapan dan Pemulihan (Ekologis)
Bacaan pertama pada hari Minggu Biasa XXIII, 8 September 2024 diambil dari Yesaya 35:4-7a. Bacaan ini membawa pesan pengharapan dan pemulihan bagi kita.
Saya menawarkan tiga pesan penting dari bacaan ini yang bisa kita kaitkan dengan situasi zaman sekarang dan kedatangan Paus Fransiskus pada 3-6 September 2024 lalu:
Pertama, Pengharapan dan Pemulihan. Bacaan ini membawa pesan bahwa Tuhan akan datang untuk menyelamatkan dan memberikan pemulihan. Dalam konteks zaman sekarang, di mana banyak orang merasa putus asa dan takut, pesan ini mengingatkan kita bahwa ada pengharapan dan bahwa Tuhan selalu ada untuk memberikan pemulihan. Kedatangan Paus Fransiskus juga membawa pesan pengharapan ini.
Kedua, Keadilan dan Perlindungan bagi yang Lemah. Yesaya 35:4 menyatakan, "Katakanlah kepada orang-orang yang pengecut hatinya: Kuatkanlah dan janganlah takut." Ini mengingatkan kita tentang pentingnya berdiri untuk keadilan dan melindungi mereka yang lemah dan rentan. Paus Fransiskus telah berulang kali menekankan pentingnya ini dalam ajaran dan tindakannya.
Ketiga, Pembaharuan Alam. Dalam bacaan ini, Yesaya menggambarkan bagaimana Tuhan akan merubah gurun menjadi sungai dan tanah kering menjadi mata air. Ini dapat dilihat sebagai panggilan untuk merawat dan memulihkan lingkungan kita. Pesan ini sangat relevan dengan isu-isu lingkungan saat ini dan sejalan dengan fokus Paus Fransiskus pada perlunya "ekologi integral", seperti yang ditunjukkan dalam ensikliknya, Laudato Si.
Dalam ensiklik Laudato Si', Paus Fransiskus menggarisbawahi pentingnya merawat rumah kita bersama, Bumi, sebagai tindakan kasih dan tanggung jawab moral. Ia menekankan bahwa krisis lingkungan bukan hanya masalah teknis, tetapi juga krisis spiritual dan etika. Dalam konteks bacaan Yesaya 35:4-7a, harapan ekologis yang digarisbawahi Paus Fransiskus berkisar pada pembaharuan dan pemulihan lingkungan sebagai manifestasi dari keselamatan dan pemulihan Tuhan. Pengharapan ini sejalan dengan transformasi yang dijanjikan dalam bacaan, yaitu perubahan dari gurun menjadi kebun yang subur, yang mengingatkan kita akan tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan pentingnya aksi konkret untuk melindungi dan memulihkan bumi bagi generasi mendatang.
Akhirnya selamat hari Minggu, semoga kita menjadi pembawa harapan dan pemulihan bagi sesama, khususnya mereka yang selalu ada bersama kita: anggota keluarga, komunitas atau siswa kita (jika Anda seorang guru)Â
Kaki Merapi, 8/9/24
Alfred B. Jogo Ena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H