Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Romo Hendrik Sengga, Kesederhanaan dan Keteguhan seorang Imam

7 September 2024   18:29 Diperbarui: 7 September 2024   22:21 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di balik kesederhanaannya, Romo Hendrik adalah pribadi yang sangat tegas. Pada sebuah misa di kampung, saya melihat ia marah kepada umat yang batuk-batuk di tengah Ekaristi. "Kalau tidak sehat, jangan datang misa. Ganggu suasana Ekaristi saja," katanya. Ketika saya bertanya mengapa ia begitu keras, jawabannya sederhana, "Umat harus didik tegas, biar tidak ribut saat misa."

Kini, Kae Endi telah tiada, namun kenangan akan komitmennya terhadap imamat tak akan pernah hilang. Ia adalah contoh nyata dari seorang imam yang setia pada panggilan hidupnya, meski dengan segala tantangan yang ia hadapi. Imamat baginya adalah harga mati, sesuatu yang ia pertahankan hingga akhir hayat. Selamat jalan, Kae Romo Hendrik. Semoga surga menjadi tempat abadimu.

(dishare di WAG Angkatan 90) 
(dishare di WAG Angkatan 90) 

Kae Romo Hendrik sudah meninggalkan umatnya di Keukupan Maumere untuk selamanya. Dia juga meninggalkan keluarganya di Kecamatan Wolowaru Ende. Ia meninggalkan teman kami Romo Yance Sengga untuk selamanya untuk menjalani imamatnya seorang diri. RIP Kae Romo.

Selamat Jalan, Romo Endi

Dalam senyap pagi yang perlahan hilang,
Kabar duka mengetuk hati, mengguncang.
Romo Endi, sosok teguh dalam kesederhanaan,
Kini berpulang, tinggalkan jejak penuh kenangan.

Di bak terbuka kau duduk tanpa beban,
Dengan tawa kecil, tanpa keluhan di jalan.
Kau ajarkan kami tentang keteguhan,
Tentang imamat, yang tak pernah luntur dalam panggilan.

Romo yang menolak mewahnya dunia,
Nokia tua yang cukup bagimu bersua.
Tanpa gengsi, tanpa ragu, kau jalani semua,
Dalam setiap misa, dalam doa yang setia.

Kini engkau pergi,
Tinggalkan umat yang pernah kau dekati.
Namun semangatmu tetap di sini,
Dalam hati kami yang merindu dan berdoa pasti.

Selamat jalan, Romo yang kami hormati,
Imamatmu abadi, hingga langit terlelap dalam harmoni.
Di surga kau bersua dengan Sang Ilahi,
Damailah kini, dalam dekapan kasih-Nya yang suci.

Teman Romo Yance, turut berduka bersama seluruh keluarga besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun