Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pemimpin Perempuan Suatu Kecelakaan?

6 September 2024   21:52 Diperbarui: 6 September 2024   22:03 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emansipasi ini tidak hanya berarti memberikan perempuan akses ke posisi politik, tetapi juga menciptakan ruang di mana perempuan bisa bersuara dan membuat keputusan yang berdampak pada kebijakan publik. Menurut Dr. Rita Aidida, seorang pakar gender dan kebijakan publik dari Universitas Gadjah Mada, ketika partai politik mendorong perempuan melalui kaderisasi, hal ini memperkuat narasi bahwa perempuan layak mendapatkan peran signifikan dalam pengambilan keputusan politik. Dr. Aidida menjelaskan bahwa pengakuan dan pemberdayaan perempuan dalam posisi pengambil keputusan tidak hanya meningkatkan representasi gender, tetapi juga memperkaya proses pembuatan kebijakan dengan perspektif yang lebih beragam dan inklusif.

7. Mengubah Budaya Patriarki dalam Politik

Budaya patriarki sering kali menjadi penghalang bagi perempuan untuk maju di dunia politik. Kaderisasi partai politik yang responsif gender dapat menjadi alat untuk mengubah budaya ini. Dengan memberikan peluang yang sama dan mendorong perempuan untuk terlibat aktif dalam berbagai posisi, partai politik bisa secara bertahap mengurangi dominasi laki-laki dalam politik dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua gender.

Budaya patriarki sering kali menjadi penghalang bagi perempuan untuk maju di dunia politik. Kaderisasi partai politik yang responsif gender dapat menjadi alat untuk mengubah budaya ini. Menurut Dr. Nani Zulminarni, seorang pakar gender dan Direktur Eksekutif dari PERWAKU (Perempuan Wirausaha dan Kewirausahaan), dengan memberikan peluang yang sama dan mendorong perempuan untuk terlibat aktif dalam berbagai posisi, partai politik bisa secara bertahap mengurangi dominasi laki-laki dalam politik dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua gender. Dr. Zulminarni menjelaskan bahwa kaderisasi yang memperhatikan aspek gender tidak hanya membantu perempuan untuk mendapatkan posisi strategis, tetapi juga berperan dalam mengubah persepsi dan struktur politik yang selama ini didominasi oleh budaya patriarki.

(kgnow.com)
(kgnow.com)

Simpulan Akhir

Kaderisasi partai politik memiliki peran penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan dan mendorong emansipasi politik. Dengan program kaderisasi yang efektif, perempuan dapat memperoleh keterampilan, jaringan, dan dukungan yang mereka butuhkan untuk bersaing secara adil dalam politik. Selain itu, kaderisasi yang responsif gender membantu partai politik mengubah budaya patriarki dan mendorong kesetaraan gender yang lebih luas. Dukungan penuh dari partai politik akan membuka lebih banyak peluang bagi perempuan untuk memimpin dan berkontribusi dalam membangun kebijakan yang inklusif dan berkeadilan.

Kaderisasi partai politik memiliki peran penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan dan mendorong emansipasi politik. Dengan program kaderisasi yang efektif, perempuan dapat memperoleh keterampilan, jaringan, dan dukungan yang mereka butuhkan untuk bersaing secara adil dalam politik. Menurut Dr. Dewi Fortuna Anwar, seorang ahli politik dan peneliti senior di LIPI (sekarang BRIN), kaderisasi yang responsif gender membantu partai politik mengubah budaya patriarki dan mendorong kesetaraan gender yang lebih luas. Dr. Anwar menjelaskan bahwa dukungan penuh dari partai politik, termasuk melalui pelatihan dan pemberdayaan, akan membuka lebih banyak peluang bagi perempuan untuk memimpin dan berkontribusi dalam membangun kebijakan yang inklusif dan berkeadilan. Dukungan ini penting untuk memastikan bahwa perempuan tidak hanya memiliki akses ke posisi kekuasaan, tetapi juga dapat berfungsi secara efektif dalam peran tersebut.

(fusilatnews.com)
(fusilatnews.com)

Kita berharap kehadiran pemimpin perempuan bukan "kebetulan dan luka sejarah" karena tidak ada laki-laki yang bisa dicalonkan. Tetapi memang perempuan punya kapasitas untuk menjadi pemimpin, apalagi setelah melewati jenjang-jenjang karir politik yang mumpuni.

Kita berharap pula, kehadiran perempuan sebagai pemimpin banyak sentuhan sisi-sisi keibuan hidup bermasyarakat semakin tersentuh dan terperhatikan dengan semestinya dan meningkatkan bonum commune untuk semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun