Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pemimpin Perempuan Suatu Kecelakaan?

6 September 2024   21:52 Diperbarui: 6 September 2024   22:03 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaderisasi yang kuat bisa mendorong partai politik untuk menempatkan perempuan di posisi strategis, seperti calon kepala daerah, anggota legislatif, atau jabatan-jabatan penting lainnya. Menurut Dr. Ida Ruwaida, seorang sosiolog dari Universitas Indonesia, partai politik yang serius dalam meningkatkan keterwakilan perempuan akan membina dan mengembangkan kader-kader perempuan dari tahap awal hingga mereka siap untuk maju dalam pemilu atau Pilkada. Dr. Ruwaida menyatakan bahwa proses kaderisasi yang berkelanjutan dan terarah menjadi faktor kunci dalam mencetak pemimpin perempuan yang mampu bersaing di tingkat lokal maupun nasional, serta mendorong peningkatan partisipasi perempuan di politik.

Dengan program kaderisasi yang efektif, perempuan tidak hanya sekadar menjadi "pengisi kuota," tetapi benar-benar diberdayakan untuk memimpin dan mempengaruhi kebijakan. Partai politik harus memastikan bahwa kader perempuan memiliki peluang yang sama dengan laki-laki untuk maju di berbagai kontestasi politik.

(wartalombok.pikiran-rakyat.com)
(wartalombok.pikiran-rakyat.com)

5. Menyediakan Dukungan Infrastruktur dan Finansial

Salah satu tantangan terbesar bagi perempuan dalam politik adalah kurangnya akses terhadap sumber daya finansial dan infrastruktur kampanye yang memadai. Kaderisasi dapat memainkan peran dengan membantu perempuan mengakses dana kampanye, logistik, serta tim dukungan yang diperlukan untuk memenangkan pemilihan.

Partai politik yang baik akan memfasilitasi akses ini dan memastikan bahwa kader perempuan tidak hanya mendapatkan pelatihan politik, tetapi juga didukung secara finansial dan logistik dalam setiap tahapan kampanye mereka. Dukungan ini bisa berupa penyediaan dana, alat kampanye, atau tim ahli yang mendukung kampanye mereka.

Partai politik yang baik akan memfasilitasi akses ini dan memastikan bahwa kader perempuan tidak hanya mendapatkan pelatihan politik, tetapi juga didukung secara finansial dan logistik dalam setiap tahapan kampanye mereka. Menurut Dr. Poppy Dwinayanti, seorang ahli politik dan peneliti di Lembaga Survei Indonesia (LSI), dukungan ini bisa berupa penyediaan dana, alat kampanye, atau tim ahli yang mendukung kampanye mereka. Dr. Dwinayanti menekankan bahwa keberhasilan perempuan dalam politik sangat bergantung pada dukungan yang diberikan oleh partai, termasuk dalam hal akses ke sumber daya dan infrastruktur kampanye yang memadai. Tanpa dukungan tersebut, perempuan mungkin akan menghadapi hambatan signifikan dalam memenangkan pemilihan dan menembus batasan-batasan politik yang ada.

(pinterpolitik.com)
(pinterpolitik.com)

6. Mendorong Emansipasi Politik Perempuan

Kaderisasi partai politik juga berperan dalam mendorong emansipasi perempuan di dunia politik. Dengan melibatkan perempuan secara aktif dalam struktur dan keputusan partai, proses kaderisasi memperkuat kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak politik perempuan.

Emansipasi ini tidak hanya berarti memberikan perempuan akses ke posisi politik, tetapi juga menciptakan ruang di mana perempuan bisa bersuara dan membuat keputusan yang berdampak pada kebijakan publik. Ketika partai politik mendorong perempuan melalui kaderisasi, hal ini memperkuat narasi bahwa perempuan layak mendapatkan peran signifikan dalam pengambilan keputusan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun