(Sebuah Catatan Tentang Calon Kepala Daerah Perempuan 2)
Pro kontra perempuan maju dalam konstelasi politik seperti tak mengenal awal dan akhir. Hampir sepanjang (ingatan pendek saya) usia perpolitikan Indonesia terjadinya. Yang masih segar dalam ingatan penulis adalah ketika Megawati Sukarnoputri dan PDIP-nya yang memenangkan pemilu tahun 1999 dijegal agar tidak boleh menjadi presiden. Maka muncullah poros tengah yang digalang oleh Amin Raih yang kemudian mengangkat Gus Dur sebagai presiden.
Namun nasib mengatakan lain, di tengah perjalanan ulah poros tengah pula yang kemudian melengserkan Gus Dur dan mengangkat Megawati sebagai Presiden perempuan pertama (dan semoga bukan satu-satunya). Sejak saat itulah perpolitikan perempuan di Indonesia seperti kran air yang jebol. Mulai bermunculan perempuan yang aktif dalam dunia politik dan tampil sebagai kepala daerah baik kabupaten/kota maupun propinsi. Ada yang melalui jalur politik (melalui jenjang kaderisasi yang pasti) ada yang karena ketokohan dan "dinasti" karena suami jadi pemimpin sebelumnya.
Peran kaderisasi partai politik sangat penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan dan mendorong emansipasi politik di Indonesia. Kaderisasi merupakan proses pembinaan dan pengembangan anggota partai untuk menjadi pemimpin politik yang kompeten, termasuk perempuan.
Ada beberapa peran kunci dari kaderisasi partai politik terkait keterwakilan perempuan dan emansipasi, antara lain:
1. Pengembangan Kapasitas dan Keterampilan
Kaderisasi partai politik memberikan pelatihan, pendidikan politik, dan pengembangan kapasitas kepada anggota partai, termasuk perempuan. Melalui program kaderisasi, perempuan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dunia politik, seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, manajemen kampanye, dan pemahaman hukum politik.
Kaderisasi partai politik memberikan pelatihan, pendidikan politik, dan pengembangan kapasitas kepada anggota partai, termasuk perempuan. Menurut Dr. Sri Budi Eko Wardani, seorang ahli politik dan dosen di Universitas Indonesia, program kaderisasi ini memungkinkan perempuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dunia politik, seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, manajemen kampanye, dan pemahaman hukum politik. Dr. Wardani menjelaskan bahwa kaderisasi yang baik menjadi kunci penting dalam mempersiapkan perempuan untuk bersaing secara kompeten di panggung politik serta meningkatkan partisipasi politik perempuan di Indonesia
Pengembangan kapasitas ini sangat penting agar perempuan dapat bersaing di arena politik yang sering didominasi laki-laki. Kaderisasi yang kuat memungkinkan perempuan untuk merasa lebih percaya diri dan siap mengambil peran strategis dalam pemerintahan.
2. Membuka Akses ke Jaringan Politik