Terowongan yang menghubungkan dua tempat ibadah paling penting di Jakarta ini adalah simbol fisik dari hubungan yang semakin kuat antara umat Islam dan Katolik di Indonesia. Di tengah situasi global yang seringkali dirundung oleh ketegangan agama, keberadaan terowongan ini menjadi pengingat bahwa agama seharusnya menjadi jalan menuju perdamaian, bukan konflik.
Selain itu, terowongan ini juga melambangkan semangat kebangsaan Indonesia yang pluralistik. Bangsa Indonesia telah lama dikenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu), dan terowongan ini menjadi wujud nyata dari nilai-nilai tersebut. Umat Islam dan Katolik, dua komunitas yang terbesar di Indonesia, menunjukkan kepada dunia bahwa dialog dan kerja sama lintas agama adalah mungkin dan sangat penting untuk menghadapi berbagai masalah global.
Peresmian Terowongan Persahabatan antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal bukan hanya tentang pembangunan fisik semata, tetapi juga tentang komitmen untuk menjaga dan memperkuat perdamaian melalui dialog lintas agama. Seperti yang ditegaskan Paus Fransiskus dalam Laudato Si' dan dalam kunjungannya ke Indonesia, perdamaian yang sejati hanya bisa tercapai melalui kerjasama, penghargaan terhadap perbedaan, dan komitmen untuk bekerja bersama demi kebaikan bersama.
Bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, pesan-pesan ini menguatkan harapan bahwa dunia dapat belajar dari Indonesia: bahwa persatuan dalam perbedaan adalah kunci untuk menjaga perdamaian dan keadilan, tidak hanya bagi umat beragama, tetapi juga bagi lingkungan dan seluruh umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H