Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Teladan Kerendahan Hati Paus dan Refleksi dari Kehidupan Yesus

4 September 2024   08:55 Diperbarui: 5 September 2024   13:08 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Perjumpaan sesama Jesuit, dokumen: Kunarwoko, IKAFITE)

Dengan menempatkan dirinya di samping sopir dalam mobil Kijang yang sederhana, Paus menunjukkan bahwa ia ingin dekat dengan semua orang, terlepas dari status atau kedudukan mereka. Sikap ini mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin Kristen harus selalu ada di tengah umatnya, tanpa tembok pembatas yang memisahkan.

Paus yang memilih untuk duduk di samping sopir dalam mobil Kijang yang sederhana adalah tindakan yang penuh makna. Ini bukan sekadar pilihan transportasi, melainkan simbol nyata dari pendekatan yang rendah hati dan inklusif dalam kepemimpinan. Dengan duduk di depan, setara dengan pengemudi, Paus menunjukkan bahwa ia tidak ingin ada jarak antara dirinya dan orang-orang yang dilayaninya, terlepas dari status atau kedudukan mereka.

Sikap ini mencerminkan prinsip dasar kepemimpinan Kristiani, di mana seorang pemimpin seharusnya tidak mengisolasi diri atau menciptakan tembok pemisah yang membuatnya jauh dari umatnya. 

Sebaliknya, seorang pemimpin Kristen harus selalu berada di tengah-tengah umatnya, seperti yang dicontohkan oleh Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya di dunia. Yesus tidak pernah memisahkan diri dari orang-orang yang membutuhkan-Nya; Ia selalu berada di antara mereka, mendengarkan, menyembuhkan, dan mengajarkan cinta dan kerendahan hati.

Dengan menempatkan dirinya di posisi yang sederajat dengan orang lain, Paus memberikan teladan penting bahwa kepemimpinan sejati tidak dilihat dari seberapa tinggi posisi atau status seseorang, tetapi dari seberapa dekat dan seberapa besar keterlibatan pemimpin tersebut dengan kehidupan orang-orang yang dipimpinnya. 

Ini adalah pengingat bahwa, dalam iman Kristiani, nilai-nilai seperti kerendahan hati, kedekatan, dan pelayanan adalah fondasi utama dari kepemimpinan yang efektif dan penuh makna.

Makna Pelayanan dan Penolakan Kemewahan

Yesus menolak godaan untuk mengejar kemewahan dan kekuasaan duniawi, seperti yang terlihat dalam kisah pencobaan di padang gurun (Matius 4:8-10). Dia memilih jalan pelayanan dan pengorbanan daripada kekayaan dan kemuliaan duniawi. 

Paus, dalam tindakannya yang memilih transportasi sederhana, mengikuti jejak ini. Dia menolak segala bentuk kemewahan yang seringkali melekat pada jabatan tinggi dan memilih untuk menunjukkan kepada dunia bahwa inti dari kepemimpinan Kristen adalah pelayanan yang tulus dan sederhana, bukan pada "penepukan dada" ini loh pemimpinmu yang glamour dan hebat.

Paus, dalam tindakannya yang memilih transportasi sederhana, secara jelas mengikuti jejak Yesus Kristus. Dengan menolak segala bentuk kemewahan yang sering kali melekat pada jabatan tinggi, Paus menunjukkan bahwa inti dari kepemimpinan Kristen terletak pada pelayanan yang tulus dan sederhana. 

Tindakan ini adalah bentuk nyata dari penolakan terhadap mentalitas "penepukan dada," di mana seorang pemimpin merasa perlu memamerkan kekuasaan dan kemewahan untuk menunjukkan kehebatannya.

Paus sebaliknya memilih untuk menunjukkan bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin tidak diukur dari seberapa glamour atau megah gaya hidupnya, tetapi dari seberapa besar komitmennya untuk melayani dengan rendah hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun