Ahli seperti Paul Ekman, yang mempelajari emosi dan ekspresi wajah, menekankan pentingnya pengendalian diri dalam situasi yang menantang secara emosional. Latihan mindfulness atau teknik pernapasan bisa membantu menjaga emosi tetap stabil ketika berhadapan dengan perilaku yang mengganggu.
Jika kamu merasa bahwa perilaku tone deaf seseorang terus-menerus mengganggu, penting untuk menetapkan batasan. Bicarakan dengan orang tersebut secara jujur dan tegas, tetapi tetap dengan nada yang positif dan penuh empati.
Cobalah untuk melihat situasi dari perspektif yang lebih luas. Bertanya pada diri sendiri apakah kejadian tersebut benar-benar layak untuk diambil hati atau apakah ini lebih merupakan kesempatan untuk melatih kesabaran dan pemahaman.
Jika kamu merasa tertekan oleh sikap tone deaf seseorang, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman atau keluarga. Mereka bisa memberikan perspektif tambahan dan mungkin membantu kamu merasa lebih tenang.
Ahli psikologi umumnya menyarankan pendekatan yang seimbang: berusaha memahami dan memberi kesempatan kepada orang yang tone deaf untuk belajar dari kesalahan mereka, sambil juga menjaga kesehatan emosional kita sendiri dengan cara-cara yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H