Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dari Baris Berbaris Menuju Disiplin Diri

3 September 2024   09:19 Diperbarui: 3 September 2024   09:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(tonti putri sambil bercengkerama sebelum latihan, dokpri) 

Dari Baris Berbaris Menuju Disiplin Diri

Suara pemimpin regu lantang terdengar. "Hadap kanan, grak...maju dua langkah serong kiri grak.. " Begitulah para siswi SMP PIRI melakukan latihan baris-berbaris untuk mengikuti lomba Ancala Puspa Paksi #2 2024 di SMA Negeri 1 Godean, Sleman Yogyakarta. Latihan yang didampingi oleh Ibu Kaminah, Kepala Sekolah SMP PIRI Ngaglik itu berjalan tertib.

"Saya sudah mendampingi TONTI ini sudah sejak tahun 1991. Piala yang menenuhi rak lemari di lorong sekolah itu hasil capaian anak-anak kala mengikuti lomba. Mereka selalu saya motivasi kalau bisa meraih juara, kalau tidak punya target tidak usah ikut lomba," kisah Bu Kaminah dengan bangga.

"Target harus tinggi. Soal hasil di lapangan tergantung yuri dan peserta lain yang ikut." Lanjut Bu Kepala Sekolah sambil menambahkan bahwa latihan dengan target tinggi akan membentuk karakter dan semangat juang anak-anak. Mereka akan serius, disiplin dan fokus. Target lebih jauhnya, anak-anak memiliki kebiasaan yang baik dalam hidup untuk bersaing secara fair.

(Tonti putra, dokpri) 
(Tonti putra, dokpri) 

Tonti, merupakan singkatan dari "tontonan," yang merujuk pada kebiasaan PELETON INTI (entah di tingkat SMP atau SMA/SMK). Kegiatan ini seringkali melibatkan rutinitas tertentu yang dirancang untuk membentuk karakter dan keterampilan siswa. Ada keindahan yang terciptanya terpadunya kerja sama dalam gerakan yang sinkron dan teratur. Sembari menunggu peserta pria selesai menyiapkan kostum, saya berbincang-bincang dengan Ibu Kaminah.

Dari obrolan itu saya mencoba untuk melihat makna dari kebiasaan (tonti) yang baik ini dari sudut pandang psikologi dan karakter diri.

Pertama, Pembentukan Karakter dan Disiplin. Anak-anak melatih kedisiplinan dan kepatuhan. Tonti sering kali melibatkan kegiatan yang memerlukan kedisiplinan, seperti latihan baris berbaris atau kegiatan lain yang terstruktur. Kegiatan ini membantu siswa membangun kebiasaan disiplin dan kepatuhan terhadap aturan, yang penting dalam pengembangan karakter mereka. Selain itu sebagai media latihan kepemimpinan dan kerjasama. Dalam tonti, siswa sering ditempatkan dalam posisi di mana mereka harus bekerja sama dalam kelompok atau mengambil peran kepemimpinan. Ini mengajarkan mereka bagaimana menjadi pemimpin yang efektif dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Kedua, Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional. Latihan tonti melibatkan komunikasi dan kolaborasi. Melalui kegiatan grup, siswa belajar bagaimana berkomunikasi dengan efektif dan berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka. Ini meningkatkan keterampilan sosial mereka dan membantu mereka memahami pentingnya kerja tim. Latihan juga sebagai sarana manajemen stres. Tonti sering kali mencakup situasi yang menuntut kesabaran dan ketahanan. Siswa belajar mengelola stres dan tekanan, yang membantu mereka menjadi lebih resilien dan mampu menghadapi tantangan di masa depan.

(tonti putri sambil bercengkerama sebelum latihan, dokpri) 
(tonti putri sambil bercengkerama sebelum latihan, dokpri) 

Ketiga, Pembentukan Identitas dan Rasa Tanggung Jawab. Kekompakan dalam latihan akan membentuk identitas kelompok. Terlibat dalam tonti dapat membentuk rasa identitas kelompok yang kuat. Siswa merasa menjadi bagian dari kelompok atau tim, yang dapat meningkatkan rasa belonging dan tanggung jawab terhadap kelompok tersebut. Kemudian ada juga rasa tanggung jawab. Dengan terlibat dalam kegiatan yang memerlukan komitmen dan tanggung jawab, siswa belajar untuk memahami pentingnya tanggung jawab pribadi dan kolektif dalam konteks kelompok.

Keempat, Keseimbangan Kognitif dan Emosional. Latihan rutin pada sesuatu yang semula dianggap sulit bisa menjadi sarana pemecahan masalah. Kegiatan tonti sering kali melibatkan pemecahan masalah dalam situasi yang dinamis. Ini merangsang kemampuan kognitif siswa dalam merencanakan dan mengatasi tantangan. Dan, dampak positif lainnya adalah terciptanya kesehatan emosional. Kegiatan sosial dan fisik dalam tonti dapat membantu siswa mengelola emosi mereka dengan lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan emosional mereka. Siswa belajar mengendalikan ego dan emosi-emosi yang tidak terkontrol justru melalui kegiatan rutin semacam ini.

Dari keempat hal positif di atas, dapat kita simpulkan bahwa tonti dapat memainkan peran penting dalam pengembangan psikologis dan karakter siswa dengan membantu mereka membangun disiplin, keterampilan sosial, identitas kelompok, dan kemampuan untuk mengelola stres. Kegiatan ini mendukung pertumbuhan pribadi dan sosial yang dapat berdampak positif pada kehidupan mereka di masa depan.

Semoga dengan ketekunan dan keseriusan siswa SMP PIRI Ngaglik bisa meraih hasil maksimal dalam perlombaan Baris Berbaris Ancala Puspa Paksi, kegiatan yang memadukan kedisiplinan dan estetika dalam satu kesatuan, pada hari Sabtu 7 September 2024.

"Meski nanti saya tidak bisa hadir pada hari perlombaan, saya yakin anak-anak saya bisa berbuat sesuatu yang mengharumkan nama SMP PIRI." Pungkas Ibu Kaminah saat ditanya soal kesiapan siswa tanpa kehadirannya nanti.

Selamat berjuang dan berkomptetisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun