SUKACITA IMAN SEBAGAI DASAR MEMBANGUN PERSAUDARAAN
Memaknai Kunjungan Paus Fransiskus (2)
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah sebuah peristiwa bersejarah yang sarat dengan makna spiritual, diplomatik, dan sosial. Kehadiran Paus di negeri yang kaya akan keragaman agama ini membawa pesan yang kuat tentang pentingnya iman, persaudaraan, dan cinta kasih, yang semuanya terjalin dalam ajaran dan ensiklik-ensikliknya, Evangelii Gaudium dan Fratelli Tutti. Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vatikan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mendorong dialog antaragama dan memperkokoh persaudaraan di antara umat beragama di Indonesia.
Evangelii Gaudium: Sukacita Iman sebagai Dasar Evangelisasi
Evangelii Gaudium, yang berarti "Sukacita Injil," adalah seruan apostolik pertama yang diterbitkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2013. Dokumen ini menekankan pentingnya evangelisasi yang dipenuhi dengan sukacita, serta panggilan bagi umat Katolik untuk hidup dalam semangat iman yang membawa kebahagiaan sejati. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Paus Fransiskus membawa pesan bahwa iman yang hidup dan sukacita ini harus menjadi dasar bagi setiap tindakan umat Katolik, termasuk dalam interaksi mereka dengan sesama yang berbeda keyakinan.
Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas Muslim dan masyarakat yang pluralistik, menghadirkan tantangan tersendiri bagi pewartaan iman Katolik. Namun, justru dalam keragaman inilah sukacita iman yang ditekankan oleh Paus Fransiskus menemukan relevansinya. Dalam konteks Indonesia, iman bukan hanya soal kehidupan pribadi, tetapi juga panggilan untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih damai dan adil. Sukacita Injil yang dihidupi oleh umat Katolik harus terpancar dalam tindakan nyata yang mempromosikan keadilan sosial, membantu yang miskin, dan bekerja untuk perdamaian.
Fratelli Tutti: Persaudaraan Universal dan Persahabatan Sosial
Pada tahun 2020, Paus Fransiskus menerbitkan ensiklik Fratelli Tutti, yang berarti "Kita Semua Bersaudara." Ensiklik ini menggarisbawahi pentingnya persaudaraan universal dan persahabatan sosial sebagai fondasi untuk membangun dunia yang lebih damai dan harmonis. Pesan ini sangat relevan bagi Indonesia, yang selama ini dikenal dengan semangat persatuannya dalam keberagaman.
Dalam kunjungannya, Paus Fransiskus membawa pesan Fratelli Tutti ke dalam konteks Indonesia, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memperkuat persaudaraan dan solidaritas di tengah keberagaman agama dan budaya. Paus mengingatkan bahwa persaudaraan sejati hanya bisa terwujud jika kita melihat setiap orang, tanpa memandang agama atau suku, sebagai saudara dan saudari yang harus dihormati dan dicintai.
Fratelli Tutti juga menekankan pentingnya dialog antaragama sebagai jalan untuk mencapai perdamaian. Di Indonesia, di mana toleransi dan kerukunan antarumat beragama menjadi fondasi kehidupan berbangsa, pesan ini menjadi sangat penting. Paus Fransiskus mengajak umat Katolik dan seluruh umat beragama di Indonesia untuk terus membangun jembatan dialog, saling memahami, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan bencana alam.
Makna Kunjungan Paus Fransiskus bagi Hubungan Diplomatik Indonesia dan Vatikan
Kunjungan Paus Fransiskus juga memiliki dimensi diplomatik yang signifikan. Hubungan antara Indonesia dan Vatikan telah terjalin sejak lama, dan kunjungan ini memperkuat ikatan tersebut. Dalam konteks diplomatik, kunjungan Paus menunjukkan penghargaan Vatikan terhadap Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang tetap menjunjung tinggi prinsip toleransi dan kebebasan beragama.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyatakan bahwa, "Kunjungan Paus Fransiskus mempertegas hubungan erat antara Indonesia dan Vatikan yang dibangun di atas dasar saling menghormati dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan universal." Kunjungan ini juga memperlihatkan dukungan Vatikan terhadap Indonesia sebagai contoh keberhasilan dalam mengelola keragaman agama secara damai.
Bagi Vatikan, Indonesia adalah mitra penting dalam upaya global untuk mempromosikan dialog antaragama dan memperjuangkan perdamaian dunia. Kunjungan Paus Fransiskus mempertegas komitmen Vatikan untuk mendukung upaya Indonesia dalam memelihara keharmonisan antarumat beragama dan mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat pluralistik.
Pembangunan Persaudaraan Cinta Kasih dengan Umat Beragama Lain
Salah satu pesan paling kuat dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah dorongan untuk membangun persaudaraan yang didasarkan pada cinta kasih, tidak hanya di antara umat Katolik, tetapi juga dengan umat beragama lain. Paus Fransiskus, melalui ajaran dan tindakannya, selalu menekankan bahwa cinta kasih harus melampaui batas-batas agama dan suku.
Dalam konteks Indonesia, di mana terdapat lebih dari 300 kelompok etnis dan berbagai agama yang hidup berdampingan, pesan ini memiliki arti yang sangat penting. Persaudaraan cinta kasih yang diusung oleh Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk menjadi teladan dalam mempraktikkan cinta kasih yang inklusif, yang tidak hanya ditujukan kepada sesama Katolik, tetapi juga kepada mereka yang berbeda keyakinan.
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menyatakan bahwa, "Pesan cinta kasih yang dibawa Paus Fransiskus adalah panggilan bagi kita semua untuk terus memperkuat tali persaudaraan dengan saudara-saudari kita yang berbeda keyakinan. Ini adalah jalan yang harus kita tempuh bersama untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis."
Mewujudkan Pesan Paus Fransiskus dalam Kehidupan Beragama di Indonesia
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dengan tema "Faith, Fraternity, Compassion" adalah momen yang penuh dengan makna. Melalui Evangelii Gaudium dan Fratelli Tutti, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat Katolik dan bangsa Indonesia untuk memperkokoh iman, memperkuat persaudaraan, dan menunjukkan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks hubungan diplomatik, kunjungan ini mempertegas ikatan kuat antara Indonesia dan Vatikan serta dukungan Vatikan terhadap nilai-nilai toleransi dan kebebasan beragama yang dianut oleh Indonesia. Lebih dari itu, kunjungan ini adalah panggilan untuk seluruh umat beragama di Indonesia untuk terus membangun dialog, memperkuat persaudaraan, dan bekerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan, sehingga tercipta masyarakat yang lebih damai, adil, dan penuh cinta kasih.
(Alfred B. Jogo Ena)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H