Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Kemanusiaan dengan Fundasi Spiritual untuk Menjembatani Perbedaan

31 Agustus 2024   08:52 Diperbarui: 31 Agustus 2024   09:01 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merawat Kemanusiaan dengan Fundasi Spiritual untuk Menjembatani Perbedaan

Memaknai Kunjungan Paus Fransiskus (1)

Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia yang akan berlangsung pada 3-6 September 2024 ditandai dengan pemakaian tagar tiga kata ini "Faith, Fraternity, Compassion." Kunjungan ini tentu menandai momen bersejarah yang sarat dengan pesan moral dan spiritual, baik bagi umat Katolik maupun bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks Indonesia yang pluralistik dan kaya akan keberagaman agama dan budaya, kunjungan ini memiliki makna yang mendalam dan luas. Tidak hanya memperkuat iman umat Katolik, tetapi juga mendorong persaudaraan dan belas kasih sebagai fondasi hubungan antaragama di negeri ini.

Mari kita coba maknai ketiga kata kunci yang dipakai oleh panitia yakni Faith, Fraternity dan Compassion.

Faith (Iman): Fondasi Spiritual dalam Kehidupan Berbangsa

Iman adalah dasar dari segala kehidupan spiritual dan moral umat Katolik. Paus Fransiskus, melalui kunjungannya, menekankan pentingnya memperkokoh iman di tengah-tengah masyarakat yang semakin modern dan sekuler. Iman, dalam pandangan Paus, bukanlah sesuatu yang eksklusif hanya untuk kehidupan pribadi atau komunitas gereja, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, "Iman yang kokoh akan mendorong umat Katolik untuk menjadi terang dan garam dunia. Ini berarti mereka harus aktif dalam masyarakat, membawa nilai-nilai Kristiani seperti keadilan, perdamaian, dan cinta kasih dalam setiap aspek kehidupan." Dalam konteks Indonesia, iman ini harus diwujudkan dalam bentuk kontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa, termasuk dalam upaya mengatasi berbagai tantangan sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidakpastian ekonomi.

Iman juga menjadi landasan bagi toleransi dan penghormatan terhadap agama lain. Dalam masyarakat yang plural, seperti di Indonesia, iman bukanlah alasan untuk memisahkan diri dari yang lain, melainkan sebagai dorongan untuk membangun jembatan persahabatan. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyatakan bahwa, "Paus Fransiskus, dengan fokus pada iman, mengingatkan kita semua bahwa agama harus menjadi kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah. Toleransi antarumat beragama harus didasarkan pada pengakuan bahwa kita semua memiliki hak yang sama untuk beribadah sesuai keyakinan kita."

(penakatolik.com)
(penakatolik.com)

Fraternity (Persaudaraan): Membangun Jembatan di Atas Perbedaan

Persaudaraan adalah nilai yang sangat ditekankan oleh Paus Fransiskus. Di tengah dunia yang sering kali terpecah oleh konflik, baik di tingkat global maupun lokal, pesan tentang persaudaraan menjadi semakin relevan. Paus mengajak umat Katolik, dan seluruh umat manusia, untuk melihat satu sama lain sebagai saudara dan saudari, terlepas dari perbedaan agama, suku, dan budaya.

Dalam ensikliknya yang terbaru, Fratelli Tutti, Paus Fransiskus menggarisbawahi pentingnya persaudaraan universal dan persahabatan sosial sebagai fondasi untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan damai. Di Indonesia, pesan ini menemukan relevansi yang mendalam, terutama dalam konteks menjaga keharmonisan antaragama di tengah-tengah keberagaman yang ada.

Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, mengungkapkan bahwa, "Pesan persaudaraan yang dibawa oleh Paus Fransiskus adalah ajakan bagi kita semua, khususnya umat Katolik di Indonesia, untuk aktif dalam dialog antaragama. Ini bukan hanya soal menjaga hubungan baik dengan mereka yang berbeda agama, tetapi juga bekerja sama dalam upaya memajukan perdamaian dan keadilan sosial."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun