Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasionalisme dari Ngaglik

26 Agustus 2024   12:48 Diperbarui: 26 Agustus 2024   12:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(siswa-siswi SMP PIRI sedang berbaris untuk upacara bendera, dokpri)

NASIONALISME DARI NGAGLIK

Pagi ini, Senin 26 Agustus 2024 saya berkesempatan mengikuti upacara bendera untuk pertama kalinya di SMP PIRI, Ngabean, Ngaglik, Sleman, DIY. Tentu hampir di setiap sekolah dasar dan menengah ada upacara bendera setiap Senin. Ada beberapa makna utama dari upacara ini yang bisa kita tafsirkan dari upara bendera itu.

Pertama, Penanaman Nilai Nasionalisme dan Patriotisme.

Upacara bendera merupakan momen di mana siswa diajak untuk menghormati simbol negara, yaitu bendera merah putih. Melalui kegiatan ini, mereka belajar menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan. Rasa cinta terhadap tanah air dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia ditanamkan sejak dini.

Sambil menghormati bendera, siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lagu ini menanamkan rasa bangga dan cinta tanah air. Ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada bangsa dan negara, sekaligus pengingat bahwa setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga keutuhan dan kemajuan Indonesia.

Kedua, Pembentukan Disiplin

Upacara bendera melatih siswa untuk bersikap disiplin. Mereka diajarkan untuk berbaris dengan rapi, mendengarkan instruksi, dan menghormati waktu. Disiplin ini tidak hanya berlaku selama upacara, tetapi juga diharapkan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Para pemimpin regu berlatih mengendalikan "pasukan"nya dan "pasukan"nya menghormati pemimpin regunya.

Ketiga, Penguatan Rasa Kebersamaan dan Persatuan.

Ketika seluruh siswa dari berbagai latar belakang berkumpul untuk mengikuti upacara bendera, mereka merasakan kebersamaan dan persatuan sebagai satu bangsa. Upacara ini juga mengajarkan pentingnya kerjasama dan solidaritas antarindividu dalam sebuah komunitas. Mereka melebur jadi satu komunitas dengan identitas yang sama: SMP PIRI yang menghidupi dan menghayati visi dan misi Yayasan. 

(dokpri)
(dokpri)

Keempat, Refleksi Nilai-Nilai Pancasila.

Upacara bendera sering kali diisi dengan pembacaan teks Pancasila, pembukaan UUD 1945, dan pengucapan janji siswa. Ini adalah kesempatan bagi siswa untuk merenungkan nilai-nilai dasar negara yang menjadi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembacaan pembukaan UUD 1945 dalam upacara bendera merupakan pengingat akan dasar-dasar negara Indonesia yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh rakyat. Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk merenungkan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan hidup berbangsa dan bernegara.

Pancasila adalah dasar ideologi negara Indonesia, dan pembacaan Pancasila dalam upacara adalah bentuk pengamalan dan penguatan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Ini adalah pengingat bagi siswa tentang pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima, Media Penyampaian Informasi dan Penghargaan.

Pada jenjang SMP dan SMA, upacara bendera juga sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi (wejangan pembina upacara baik kepala sekolah atau guru lain yang ditugaskan) penting dari sekolah dan memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi. Hal ini memotivasi siswa lain untuk berprestasi dan menghargai pencapaian teman-temannya.

Wejangan atau amanat dari pembina upacara adalah bagian penting di mana pembina memberikan pesan-pesan moral, motivasi, dan arahan kepada siswa. Ini bisa berupa pengingat akan tugas dan tanggung jawab siswa, ajakan untuk berperilaku baik, atau motivasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Wejangan ini berfungsi sebagai panduan bagi siswa untuk menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam upacara bagi ini, Pembina Upacara (Ibu Meriana Mualimah, S.Pd) memberikan contoh tentang BERBUAT BAIK baik kepada diri sendiri maupun kepada sesama dan makhluk sekitar. Di hadapan sekitar 330-an siswa, Pembina membero pemahaman tentang makna perbuatan baik (yang bisa dilakukan mulai dari hal sederhana).

(google maps SMP PIRI Ngaglik, screenshoot dari google maps, dokpri)
(google maps SMP PIRI Ngaglik, screenshoot dari google maps, dokpri)

Keenam, Pelatihan Kepemimpinan dan Tanggung Jawab.

Pada tingkat SMA, siswa sering diberikan tanggung jawab untuk memimpin upacara, seperti menjadi pemimpin upacara, pembawa acara, atau petugas pengibar bendera. Ini melatih keterampilan kepemimpinan dan tanggung jawab mereka.

Akhirnya, kita semakin memahami bahwa melalui upacara bendera, sekolah berusaha menanamkan nilai-nilai penting yang diharapkan akan membentuk karakter siswa menjadi individu yang mencintai bangsa, disiplin, dan bertanggung jawab. Termasuk memakai atribut-atribut yang diperlukan dalam upacara. Maka dari itu diperlukan kerjasama dengan orang tua untuk memperhatikan kelengkapan upacara (seperti topi, dasi dan jaket sekolah).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun