Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sehabis Ber-GITAR, Sekolah Adiwiyata

20 Agustus 2024   17:49 Diperbarui: 20 Agustus 2024   17:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendukung pembelajaran interdisipliner dalam konteks pendidikan lingkungan hidup berarti mengintegrasikan berbagai mata pelajaran untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang isu-isu lingkungan. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya mempelajari lingkungan hidup dari satu sudut pandang, seperti sains, tetapi juga melihat bagaimana isu-isu lingkungan terkait dengan aspek lain seperti sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi.

Misalnya, dalam program Sekolah Adiwiyata, siswa bisa belajar tentang dampak perubahan iklim melalui mata pelajaran geografi, lalu menghubungkannya dengan mata pelajaran ekonomi untuk memahami bagaimana perubahan iklim mempengaruhi ekonomi lokal. Selanjutnya, dalam mata pelajaran bahasa, siswa dapat mengeksplorasi bagaimana komunikasi yang efektif dapat digunakan untuk mengadvokasi perlindungan lingkungan.

(dokumen: Ibu Vita Astuti)
(dokumen: Ibu Vita Astuti)

Ketiga, Mendorong Kreativitas dan Inovasi: Program ini mendorong siswa dan guru untuk mencari solusi kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah lingkungan di sekitar sekolah.

Mendorong kreativitas dan inovasi dalam program Sekolah Adiwiyata berarti memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk berpikir di luar kebiasaan dalam menemukan solusi efektif untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan di sekolah dan sekitarnya. Program ini tidak hanya mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga menantang siswa dan guru untuk mengembangkan ide-ide baru yang dapat membuat perbedaan nyata.

Contoh-contoh bagaimana kreativitas dan inovasi dapat diterapkan dalam program ini misalnya melalui Proyek Pengelolaan Sampah. Siswa bisa menciptakan sistem pengelolaan sampah yang unik, seperti membangun alat pemilah sampah otomatis atau mengembangkan program daur ulang yang melibatkan komunitas sekitar sekolah. Inovasi dalam pengelolaan sampah bisa mencakup penggunaan teknologi sederhana untuk mendaur ulang bahan menjadi produk baru yang bermanfaat. Atau melalui Kebun Sekolah Berbasis Hidroponik. Guru dan siswa dapat mengembangkan kebun sekolah menggunakan teknik hidroponik untuk menanam sayuran tanpa tanah, memanfaatkan ruang terbatas di sekolah, dan mengurangi penggunaan pestisida. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk mengajarkan siswa tentang teknologi pertanian modern yang ramah lingkungan.

(dokumen: Ibu Vita Astuti)
(dokumen: Ibu Vita Astuti)

Keempat, Memperkuat Kerjasama dan Partisipasi. Kegiatan ini memperkuat kerjasama antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan, serta meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan lingkungan.

Memperkuat kerjasama dan partisipasi dalam program Sekolah Adiwiyata berarti menciptakan sinergi antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam usaha bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Program ini menekankan bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih signifikan dan berkelanjutan.

Beberapa kerjasama dan partisipasi berikut dapat diperkuat melalui program ini antara lain:

1) Kolaborasi dengan Masyarakat. Sekolah dapat bekerja sama dengan komunitas lokal dalam kegiatan seperti penanaman pohon, pembersihan lingkungan, atau pengelolaan sampah. Ini tidak hanya memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat, tetapi juga mempromosikan kesadaran lingkungan di luar lingkungan sekolah.

2) Kemitraan dengan Pemerintah Daerah. Melibatkan pemerintah daerah dalam program ini dapat memberikan dukungan lebih besar, seperti bantuan dana (lebih dari sekadar dana yang diberikan bersamaan dengan sertifikat atau penghargaan, tetapi dana rutin yang bisa diberikan kepada sekolah), sumber daya, atau pelatihan untuk siswa dan guru. Pemerintah juga bisa membantu dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan kebijakan ramah lingkungan di sekolah-sekolah.

3) Keterlibatan Orang Tua. Mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan lingkungan sekolah dapat meningkatkan efektivitas program. Misalnya, orang tua bisa diajak untuk ikut serta dalam proyek lingkungan atau mendukung anak-anak mereka dalam menerapkan kebiasaan ramah lingkungan di rumah.

4) Partisipasi Aktif Siswa. Program ini mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan dengan memberikan mereka peran aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan lingkungan. Siswa yang terlibat secara langsung dalam proyek lingkungan cenderung lebih peduli dan termotivasi untuk terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

(penyerahan piagam dan sertifikat oleh dinas. dokumen: Ibu Ulfiyah) 
(penyerahan piagam dan sertifikat oleh dinas. dokumen: Ibu Ulfiyah) 

Kelima, Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Sehat: Dengan mengimplementasikan program Adiwiyata, sekolah diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun