"Jangan khawatir, Bung Karno," jawab Sukarni dengan tegas. "Kami siap. Dan kami percaya, dengan berkat Tuhan, kita akan berhasil."
Soekarno mengangguk. Dia merasakan keyakinan yang sama. Malam itu, mereka semua berdoa bersama, memohon kekuatan dan petunjuk dari Tuhan untuk perjuangan besar yang akan mereka mulai.
Ketika fajar mulai menyingsing, matahari seolah menyinari jalan baru yang terbentang di depan mereka. Di halaman rumah itu, Soekarno dan Hatta berdiri di hadapan rakyat yang telah berkumpul, menunggu dengan penuh antusias. Suara hati mereka menyatu dengan doa yang terucap dalam hati.
"Saudara-saudara sekalian," suara Soekarno menggelegar, penuh wibawa dan keyakinan. "Dengan ini, kami bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."
Suara proklamasi itu menggetarkan setiap jiwa yang mendengarnya. Air mata haru bercucuran, doa-doa dipanjatkan, dan harapan bangsa kini mengangkasa. Kemerdekaan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang harus dipertahankan dengan segenap jiwa dan raga.
Dalam hati mereka, para pemuda itu tahu bahwa perjuangan baru saja dimulai. Tetapi dengan semangat yang menyala dan keyakinan pada berkat Tuhan, mereka siap menghadapi apa pun yang datang. Dan dengan begitu, bangsa Indonesia memasuki babak baru dalam sejarahnya, dengan sebuah tekad yang tak tergoyahkan: merdeka atau mati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H