Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pohon Keramat

14 Agustus 2024   23:12 Diperbarui: 14 Agustus 2024   23:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon Keramat

Di desa terpencil itu dikelilingi oleh hutan lebat, berdiri sebuah pohon keramat yang dikenal dengan nama Pohon Randu. Pohon itu tumbuh subur dengan batang yang amat besar dan dedaunan yang amat rimbun sebelum musim berbunga. 

Sejak dahulu kala, Pohon Randu bukan hanya menjadi pusat perhatian karena ukurannya yang mengesankan, tetapi juga karena kehadiran aneka burung yang datang dan pergi setelah bertengger di atasnya. Bahkan kelelawar sering berpesta di malam hari, menikmati buahnya yang tidak ranum di mata binatang lain.

Menurut legenda setempat, Pohon Randu adalah tempat berkumpulnya arwah-arwah leluhur. Dalam mitos desa, mereka percaya bahwa setiap cabang pohon ini adalah jalan menuju alam baka, dan setiap dedaunan adalah tanda dari pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh roh-roh tersebut. Pohon itu telah berdiri lebih dari setengah abad, menyaksikan banyak perubahan dan peristiwa yang terjadi di sekitar desa.

Suatu siang yang cerah, yang tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya, sebuah peristiwa tragis terjadi. Langit yang biasanya cerah tiba-tiba menjadi gelap, dan guntur menggelegar di kejauhan. Desakan angin kencang menggoyangkan dedaunan Pohon Randu dengan kekuatan yang mengerikan. 

Tidak lama setelah itu, petir menyambar dengan kekuatan yang membakar hingga ke akar-akarnya. Suara ledakan keras menggetarkan seluruh desa, dan Pohon Randu yang telah berdiri kokoh selama ini pun tumbang. Batangnya yang besar dan berurat pun terbentur ke tanah dengan dentuman yang menggetarkan.

Warga desa yang panik segera berkumpul di sekitar reruntuhan pohon. Mereka menyaksikan dengan mata terbelalak bagaimana cabang-cabang yang sebelumnya dipenuhi dengan kehidupan kini berbaring tak berdaya di tanah. Kegelapan yang menyelimuti kawasan seolah membangkitkan kesadaran akan kehadiran sesuatu yang tak kasat mata.

"Ini adalah pertanda buruk," kata Pak RT yang wajahnya pucat pasi. "Kita telah mengganggu tempat suci."

Dalam kepanikan, beberapa penduduk mencoba membersihkan reruntuhan pohon, namun mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres. Semakin mereka menggali, semakin banyak jejak-jejak arwah yang tampak. Malam harinya, desa dikepung oleh fenomena yang tidak bisa dijelaskan. 

Arwah-arwah yang berterbangan dalam bentuk bayangan samar mulai mengganggu penduduk. Mereka terlihat melayang-layang di sekitar reruntuhan pohon, mengeluarkan suara-suara aneh yang menggetarkan jiwa. Mereka seakan menuntut keadilan atas tindakan pemilik Pohon Randu di masa silam.

Banyak darah disiram di bawah pohon itu, sehingga di setiap akhir bulan kesembilan, terdengar ratapan dan lolongan minta ampun dari korban-korban tak berdosa. Banyak tangan telah berlumuran darah di bawahnya sehingga di kemudian hari orang menyebutnya pohon keramat.

Beberapa hari setelah pohon tumbang, desa dikejutkan oleh munculnya fenomena aneh. Setiap malam, ketika langit menjadi gelap, sosok-sosok bayangan tampak berkumpul di sekitar reruntuhan pohon. Beberapa penduduk mengaku melihat wajah-wajah memelas dan tangan-tangan yang meraih dari balik bayangan yang berkedip. Mereka yang berani mendekat mengatakan bahwa mereka bisa merasakan hawa dingin yang menyelimuti tubuh mereka, seolah ada sesuatu yang menekankan kehadirannya di sekitar mereka.

Salah satu penduduk, seorang pemuda bernama Daki, bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan perlengkapan sederhana dan tekad yang bulat, Daki memasuki area reruntuhan pohon pada tengah malam. Lampu senter yang dipegangnya menerangi cabang-cabang yang patah dan tanah yang berlumuran debu serta anyir darah. Ketika ia mengarahkan sinarnya ke sebuah cabang yang masih tertancap di tanah, ia melihat tulisan-tulisan yang tidak dapat dibaca. Seolah tulisan-tulisan itu bukan berasal dari dunia ini.

Saat Daki memfokuskan pandangannya, tiba-tiba ia merasakan suhu yang semakin dingin. Di hadapannya, sosok-sosok yang tidak tampak dengan jelas mulai mengelilinginya. Suara-suara lirih terdengar seperti bisikan dari dunia lain, membawa pesan-pesan yang tidak bisa dipahami. Sosok-sosok itu tampak seperti jiwa-jiwa yang terjebak, tidak bisa bergerak menuju alam baka karena pohon keramat yang telah menjadi tempat tinggal mereka telah hancur.

Daki merasakan sebuah tarikan yang kuat, seolah ada kekuatan yang ingin menariknya ke dalam gelap. Ia terjatuh dan merasakan kehadiran yang berat di sekelilingnya. Sosok-sosok yang tampak seperti siluet manusia terus mengelilinginya, dan wajah-wajah yang penuh penderitaan tampak seperti berusaha untuk berkomunikasi dengannya. Dalam kebingungannya, Daki mencium aroma bunga kenanga yang sangat kuat, meski tidak ada bunga di sekitarnya.

Ketika Daki akhirnya berhasil melarikan diri, ia pulang dengan perasaan takut dan tidak bisa tidur. Setiap malam, ia selalu terjaga dengan perasaan diawasi. Ia merasa bahwa arwah-arwah itu tidak hanya terjebak di reruntuhan, tetapi juga terhubung dengannya, seolah ia menjadi bagian dari penderitaan mereka.

Warga desa kemudian melakukan upacara pembersihan dan doa untuk meredakan arwah-arwah yang tersisa. Mereka membakar dupa dan memanjatkan doa-doa, berharap agar roh-roh itu bisa menemukan kedamaian dan pergi dari dunia yang mereka huni.

Upacara berlangsung selama beberapa malam, dan akhirnya, fenomena aneh mulai mereda. Sosok-sosok bayangan yang berkeliaran semakin jarang terlihat, dan suara-suara aneh mulai menghilang. Pohon Randu yang telah tumbang menjadi kenangan, sebuah pengingat akan kekuatan dan kehadiran yang tidak terlihat namun kuat.

Desa perlahan kembali ke kehidupan normal, namun kenangan tentang Pohon Randu dan arwah-arwah yang bergentayangan akan selamanya terpatri dalam ingatan mereka. Mereka belajar untuk menghargai dan menjaga alam sekitar, menyadari bahwa ada lebih banyak hal di luar pemahaman mereka, dan terkadang, hal-hal yang tampaknya tak terlihat adalah yang paling nyata.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun