Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pohon Keramat

14 Agustus 2024   23:12 Diperbarui: 14 Agustus 2024   23:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu penduduk, seorang pemuda bernama Daki, bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan perlengkapan sederhana dan tekad yang bulat, Daki memasuki area reruntuhan pohon pada tengah malam. Lampu senter yang dipegangnya menerangi cabang-cabang yang patah dan tanah yang berlumuran debu serta anyir darah. Ketika ia mengarahkan sinarnya ke sebuah cabang yang masih tertancap di tanah, ia melihat tulisan-tulisan yang tidak dapat dibaca. Seolah tulisan-tulisan itu bukan berasal dari dunia ini.

Saat Daki memfokuskan pandangannya, tiba-tiba ia merasakan suhu yang semakin dingin. Di hadapannya, sosok-sosok yang tidak tampak dengan jelas mulai mengelilinginya. Suara-suara lirih terdengar seperti bisikan dari dunia lain, membawa pesan-pesan yang tidak bisa dipahami. Sosok-sosok itu tampak seperti jiwa-jiwa yang terjebak, tidak bisa bergerak menuju alam baka karena pohon keramat yang telah menjadi tempat tinggal mereka telah hancur.

Daki merasakan sebuah tarikan yang kuat, seolah ada kekuatan yang ingin menariknya ke dalam gelap. Ia terjatuh dan merasakan kehadiran yang berat di sekelilingnya. Sosok-sosok yang tampak seperti siluet manusia terus mengelilinginya, dan wajah-wajah yang penuh penderitaan tampak seperti berusaha untuk berkomunikasi dengannya. Dalam kebingungannya, Daki mencium aroma bunga kenanga yang sangat kuat, meski tidak ada bunga di sekitarnya.

Ketika Daki akhirnya berhasil melarikan diri, ia pulang dengan perasaan takut dan tidak bisa tidur. Setiap malam, ia selalu terjaga dengan perasaan diawasi. Ia merasa bahwa arwah-arwah itu tidak hanya terjebak di reruntuhan, tetapi juga terhubung dengannya, seolah ia menjadi bagian dari penderitaan mereka.

Warga desa kemudian melakukan upacara pembersihan dan doa untuk meredakan arwah-arwah yang tersisa. Mereka membakar dupa dan memanjatkan doa-doa, berharap agar roh-roh itu bisa menemukan kedamaian dan pergi dari dunia yang mereka huni.

Upacara berlangsung selama beberapa malam, dan akhirnya, fenomena aneh mulai mereda. Sosok-sosok bayangan yang berkeliaran semakin jarang terlihat, dan suara-suara aneh mulai menghilang. Pohon Randu yang telah tumbang menjadi kenangan, sebuah pengingat akan kekuatan dan kehadiran yang tidak terlihat namun kuat.

Desa perlahan kembali ke kehidupan normal, namun kenangan tentang Pohon Randu dan arwah-arwah yang bergentayangan akan selamanya terpatri dalam ingatan mereka. Mereka belajar untuk menghargai dan menjaga alam sekitar, menyadari bahwa ada lebih banyak hal di luar pemahaman mereka, dan terkadang, hal-hal yang tampaknya tak terlihat adalah yang paling nyata.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun