Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Bayangan

11 Agustus 2024   09:02 Diperbarui: 11 Agustus 2024   09:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat malam semakin larut, Risa memutuskan untuk meninggalkan reuni lebih awal. Langkahnya terasa berat, seolah setiap langkah membawa beban emosional yang tak tertanggung. Saat ia berada di luar gedung, udara malam yang dingin menyapanya, dan ia merasa seolah ia sedang mencoba untuk melarikan diri dari bayangan masa lalu.

(dreamstime.com)
(dreamstime.com)

Ketika Risa duduk di dalam mobilnya, ia menatap ke luar jendela, mencoba merenung. Ia tahu ia telah memaafkan Lila, tetapi melupakan perasaan yang tersisa seakan mustahil. Untuk Risa, memaafkan berarti memberi kesempatan untuk melanjutkan hidup tanpa dendam, tetapi melupakan berarti harus menghapus bagian dari dirinya yang telah terluka.

Perjalanan pulang terasa panjang dan melelahkan. Setiba di rumah, Risa menghabiskan beberapa jam merenung di depan laptopnya, menulis. Menulis adalah cara dia untuk melampiaskan perasaannya yang mendalam. Ia mulai menulis tentang malam itu, tentang pengampunan dan kenangan yang tak bisa sepenuhnya dihapus. Dalam proses menulis, ia merasakan kedamaian, seolah mengekspresikan perasaannya membuatnya lebih mudah untuk menerima dan melanjutkan hidup.

Risa tahu bahwa hubungan dengan Lila mungkin tidak akan pernah seperti dulu. Ada garis pemisah yang tidak bisa dilihat tetapi sangat terasa. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak lagi ingin terbelenggu oleh rasa sakit yang lama. Dengan menulis, Risa menemukan cara untuk membuat kedamaian dalam hatinya, meski kenangan itu masih ada.

Hari-hari berlalu, dan Risa semakin bisa menerima kenyataan bahwa ia telah memaafkan Lila tetapi tidak bisa sepenuhnya melupakan rasa sakit yang pernah ada. Hubungan mereka mungkin tidak bisa kembali seperti semula, tetapi Risa bisa melanjutkan hidup dengan lebih ringan. Ia telah memilih untuk tidak membiarkan masa lalu menghalangi kebahagiaannya saat ini.

Di belakang bayangan masa lalu, Risa menemukan kekuatan baru untuk menghadapi hari-hari depan dengan lebih bijaksana, dan ia belajar bahwa memaafkan bukanlah tentang melupakan sepenuhnya, melainkan tentang membiarkan diri untuk maju tanpa menghapus kenangan yang membentuk diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun