Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamu Mengidap Ailurophobia? Nyalimu Kecil!

8 Agustus 2024   19:24 Diperbarui: 8 Agustus 2024   19:28 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi orang sedang berdoa rosario tibatiba kucing masuk dan membuat seorang ibu ketakutan. dokpri. GemAIBOT)

Ada beberapa cara lingkungan dapat memengaruhi ketakutan ini, antara lain: 1) Cerita menakutkan. Mendengar cerita-cerita tentang kucing yang agresif atau berbahaya dari teman, keluarga, atau media dapat membentuk persepsi negatif tentang kucing.
2) Modeling sosial. Jika seseorang melihat orang tua atau orang dekat lainnya menunjukkan ketakutan terhadap kucing, mereka mungkin akan meniru perilaku tersebut, percaya bahwa kucing memang menakutkan.
3) Pengaruh budaya. Dalam beberapa budaya, kucing mungkin diasosiasikan dengan hal-hal negatif, seperti mitos tentang kucing hitam yang membawa sial, yang dapat memperkuat ketakutan.
4) Lingkungan sosial. Diskusi atau komentar negatif tentang kucing dalam lingkungan sosial seperti sekolah atau tempat kerja dapat mempengaruhi pandangan seseorang, terutama jika mereka sudah rentan terhadap kecemasan.

Bagaimana Mengatasinya?

Ada empat cara juga untuk mengatasi ketakutan akibat pengarus lingkungan. Satu, Pendidikan. Mempelajari fakta tentang kucing dan perilaku mereka dapat membantu mengatasi mitos atau kesalahpahaman yang beredar.
Dua, Observasi positif. Mengamati interaksi positif antara orang lain dan kucing dapat membantu mengubah persepsi dan menurunkan rasa takut.
Tiga, Terapi kognitif. Membantu individu mengenali dan menantang pikiran negatif yang dipengaruhi oleh lingkungan serta menggantinya dengan pandangan yang lebih realistis. Dan keempat, Diskusi Terbuka. Berbicara tentang ketakutan dengan orang lain yang memahami atau memiliki pengalaman positif dengan kucing dapat membantu mengubah pandangan negatif.

(dokpri: GemAIBOT)
(dokpri: GemAIBOT)

Ketiga, Faktor Genetik dan Keluarga: Jika anggota keluarga dekat memiliki fobia serupa, ada kemungkinan kecenderungan genetik atau penularan perilaku. Genetik dan lingkungan keluarga dapat berkontribusi terhadap perkembangan ailurophobia (ketakutan terhadap kucing).

Berikut beberapa hal yang dapat mempengaruhi ketakutan: 1) Kecenderungan genetik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan fobia dapat memiliki komponen genetik, yang berarti individu mungkin lebih rentan mengembangkan fobia jika ada riwayat kecemasan atau fobia dalam keluarga.
2) Penularan perilaku: Anak-anak sering belajar dari orang tua atau anggota keluarga lainnya melalui observasi dan peniruan. Jika mereka melihat anggota keluarga bereaksi dengan ketakutan terhadap kucing, mereka mungkin menginternalisasi perilaku tersebut.
3) Lingkungan emosional: Tinggal dalam lingkungan di mana ketakutan terhadap kucing sering diungkapkan atau dibahas dapat memperkuat perasaan bahwa kucing adalah sesuatu yang harus dihindari.
4) Norma keluarga: Jika keluarga memiliki pandangan negatif yang kuat tentang kucing, individu mungkin mengadopsi keyakinan ini tanpa mempertanyakan atau mencari pengalaman sendiri.

Bagaimana Mengatasi Ketakutan ini?

Satu, Kesadaran diri: Menyadari bahwa ketakutan bisa dipengaruhi oleh faktor genetik atau penularan perilaku adalah langkah pertama untuk mengatasinya.
Dua, Pengalaman pribadi: Mencari interaksi langsung dengan kucing dalam lingkungan yang aman dapat membantu individu membentuk persepsi dan pengalaman mereka sendiri.
Tiga, Terapi keluarga: Dalam beberapa kasus, terapi keluarga bisa membantu mengubah dinamika dan pandangan negatif yang mempengaruhi ketakutan individu.
Dan empat, Pendidikan dan informasi Memperoleh informasi yang akurat dan positif tentang kucing dapat membantu menantang pandangan dan asumsi keluarga.

(dokpri: GemAIBOT)
(dokpri: GemAIBOT)

Keempat, Asosiasi Budaya: Dalam beberapa budaya, kucing diasosiasikan dengan pertanda buruk, yang dapat menambah rasa takut. Asosiasi budaya dapat sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kucing, termasuk memperburuk rasa takut.

Ada beberapa contoh bagaimana asosiasi budaya bisa berperan dalam ketakutan terhadap kucing: 1) Mitos dan Legenda. Dalam beberapa budaya, kucing, terutama kucing hitam, diasosiasikan dengan mitos atau legenda yang menghubungkannya dengan hal-hal negatif seperti keberuntungan buruk atau aktivitas supernatural. Ketika masih kecil di kampung di Flores, kalau malam hari ada suara kucing, orang tua ada yang mengatakan itu suanggi, ada pula yang bilang itu tanda akan ada orang meninggal. Dan itu efektif untuk menenangkan anak-anak yang sedang menangis kelaparan.
2) Simbolisme. Di beberapa budaya, kucing dianggap sebagai simbol dari hal-hal yang menakutkan atau buruk. Misalnya, dalam budaya Barat, kucing hitam sering diasosiasikan dengan penyihir dan sihir hitam.
3) Tradisi dan Kepercayaan. Kepercayaan tradisional atau ritual yang melibatkan kucing dapat memperkuat ketakutan, terutama jika kucing dianggap sebagai makhluk yang membawa malapetaka.
4) Cerita Rakyat dan Media: Media populer dan cerita rakyat yang menampilkan kucing dalam peran menakutkan dapat memperkuat persepsi negatif yang ada di budaya tertentu.

Bagaimana Mengatasinya?

Satu, Edukasi. Mempelajari fakta-fakta positif tentang kucing dan memahami bahwa banyak mitos adalah fiksi dapat membantu mengubah pandangan negatif.
Dua, Pengalaman positif. Berinteraksi dengan kucing dalam lingkungan yang aman dan positif dapat membantu mengubah asosiasi negatif.
Tiga, Diskusi budaya. Mengadakan diskusi terbuka tentang asosiasi budaya dan bagaimana pandangan tersebut mempengaruhi persepsi individu.
Dan empat, Terapi dan Konseling. Terapi dapat membantu individu mengeksplorasi dan mengatasi ketakutan yang dipengaruhi oleh kepercayaan budaya.

Semoga dengan mengetahui beberapa penyebab dan cara mengatasi, kita terbantu untuk menolong sesama di sekitar atau bahkan anggota keluarga kita sendiri untuk sembuh dari ailurophobia. Seperti teman kami yang mengalami ketakutan akut, hingga hari ini belum bisa tertolong meski kita sudah mengusulkan beberapa hal yang mungkin bisa dipraktikkan.

Sumber Bacaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun