TONY MELENDEZ MENGHIPNOTIS MURIDKU
Dalam pelajaran dengan siswa kelas X SMK dan SMA (saya mengajar Pendidikan Agama Katolik di tiga tempat) tentang Aku Pribadi Yang Unik, saya memancing reaksi positif para siswa dengan mengajak mereka menonton video singkat tentang Tony Melendez, seorang penyanyi tanpa lengan dengan suara yang amat merdu dan gitaris andal dengan kedua kakinya. Vidio inspiratif itu membuat beragam tanggapan siswa. Mula-mula saya mengajak siswa untuk mengatakan pertama apa yang mereka RASAKAN (bertanya tentang perasaan, emosi, menyingkap empati dan simpati siswa bila berhadapan dengan kenyataan selain dunia mereka) lalu bertanya apa yang mereka PIKIRKAN (bertanya tentang cara pandang/berpikir mereka terhadap orang lain).
Menggunakan video Tony Melendez dalam pelajaran tentang "Aku Pribadi Yang Unik" adalah cara yang efektif untuk memancing reaksi positif dan mendalam dari siswa. Ketika siswa menonton Tony Melendez bermain gitar dengan kakinya, mereka dihadapkan dengan contoh inspiratif tentang kemampuan manusia untuk mengatasi keterbatasan fisik.Â
Ini adalah cara yang baik untuk menumbuhkan empati dan pemahaman mendalam tentang keberagaman kemampuan manusia. Sembari di satu sisi menumbuhkan semangat positif siswa untuk melihat dirinya sendiri, membangkitkan rasa optimis bahwa (maaf) siswa yang berbadan utuh tidak boleh kalah dengan teman-teman lain yang sejak lahir dianugerahi Allah anggota tubuh yang istimewa.
Saat pertama kali menanyakan apa yang mereka rasakan setelah menonton video, banyak siswa mungkin merasakan campuran emosi. Beberapa mungkin merasa terharu dengan mata berkaca-kaca dan menjawab dengan suara bergetar, ada kesedihan yang mendalam.Â
Ada juga siswa yang kagum dan bangga melihat kemampuan Tony Melendez yang luar biasa. Perasaan empati dan kekaguman terhadap tekad dan keberanian Tony bisa muncul, terutama ketika mereka membayangkan tantangan yang harus dihadapi Tony dalam belajar bermain gitar dengan kaki. Ini juga dapat menimbulkan rasa syukur pada siswa atas kemampuan yang mereka miliki.
Menumbuhkan perasaan semacam ini amatlah positif bagi siswa agar mereka membuka dan memberi ruang di dalam dirinya bahwa dunia ini tidak selalu seperti yang mereka bayangkan. Ada sisi-sisi lain yang tidak mereka jumpai dalam keseharian mereka, termasuk kepada teman-teman yang mungkin tidak sama seperti mereka. Ada ruang solidaritas untuk merengkuh sesama ke dalam hatinya.
Kemudian, ketika beralih ke apa yang mereka pikirkan, siswa diajak untuk mempertimbangkan perspektif mereka terhadap orang lain, terutama yang memiliki perbedaan fisik atau kemampuan. Mereka mungkin mulai berpikir lebih dalam tentang bagaimana setiap individu memiliki kekuatan dan potensi unik, meskipun terlihat berbeda dari norma.Â
Diskusi ini dapat membuka mata siswa terhadap pentingnya menghargai keberagaman dan mendorong mereka untuk melihat melampaui keterbatasan fisik atau mental dalam menilai kemampuan seseorang.