Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ekspektasi Tinggi Mestinya Lambungkan Prestasi

1 Agustus 2024   22:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   22:10 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(newstempo.github.io)
(newstempo.github.io)

3) Adanya kompetisi yang ketat. Ketika yang tampil hanya orang-orang yang sama, lawan sudah menyiapkan strategi dan meningkatkan kualitasnya. Negara-negara lain mulai meningkatkan kualitas pemainnya, membuat persaingan lebih ketat. Seperti India yang dalam beberapa tahun terakhir ganda putra, tunggal putri dan tunggal putranya mulai banyak "berbicara" di ajang internasional. Sementara di kita, regenerasi tampak mandek. Entah yang salahnya di mana. Selian itu terjadi pula para pelatih dan pemain kurang berdaptasi dengan perubahan gaya permainan. Gaya bermain dan taktik di bulu tangkis terus berkembang, dan adaptasi yang lambat dapat menghambat kemenangan.

4) Faktor eksternal berupa kurangnya dukungan fasilitas. Fasilitas latihan yang tidak memadai dapat berdampak pada persiapan atlet dan manajemen dan pelatihan yang kurang optimal dapat mengurangi efektivitas persiapan. Beberapa pelatih kita yang mumpuni mulai meninggalkan pelatnas dan mulai melatih di luar negeri, sehingga mereka mengetahui titik lemah beberapa pemain Indonesia.

(nasional.kompas.com)
(nasional.kompas.com)

Kedua, solusi untuk meningkatkan prestasi. Ada beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan prestasi, sekurang-kurangnya mengembalikan sedikit kejayaan bulu tangkis seperti di masa-masa yang telah lalu:

1) Penguatan mental. Hal ini bisa dilakukan dengan atau melalui pelatihan psikologis. Pusat pelatihan perlu menyediakan pelatihan psikologis dan dukungan dari psikolog olahraga untuk mengatasi tekanan mental. Jika selama ini sudah berjalan, perlu adanya replacement person yang baru dan tepat. Yang sudah lama bisa digantikan dengan yang baru. Kelanjutannya adalah adanya program pemulihan psikologis. Hal ini dilakukan dengan memberikan waktu istirahat yang cukup dan program pemulihan mental antara turnamen.

2) Peningkatan fisik dan strategi. Kita sering melihat pemain yang turun ke lapangan penuh dengan plester atau bebat di pergelangan kaki, lutut atau betis, tangan dan lengan. Maka diperlukan pemulihan cedera yang optimal. Pelatih atau dokter fisik perlu menjamin waktu dan fasilitas pemulihan yang cukup untuk atlet yang cedera. Kemudian perlu pula memperbaiki strategi permainan melalui analisis pertandingan dan penyesuaian taktik sesuai dengan perkembangan terbaru.

3) Peningkatan Kompetisi Internal. Pada akhir tahun 2019 pernah terjadi polemik antara PT Djarum dengan KPAI soal cara pandang yang berbeda tentang audisi atau penjaringan bakat pemain bulu tangkis. Akibatnya Djarum sempat tidak melakukan audisi dan beasiswa bagi calon pemain bulu tangkis. Tentu ini berimbas pada berkurang atau melambatnya proses regenerasi di antara pemain. Sementara pemerintah seperti gagap untuk mengambil alih pembinaan ini. Semestinya segera mengadakan turnamen internal dengan hadiah menarik untuk meningkatkan persaingan dan kualitas pemain serta mulai fokus pada pengembangan atlet muda melalui akademi bulu tangkis dan pelatihan intensif.

(suara.com)
(suara.com)

4) Dukungan Fasilitas dan Manajemen. Indonesia tidak pernah kekurangan pelatih yang berkualitas. Tetapi dalam rangka pengembangan kualitas maka alangkahnya baik jika melakukan peningkatan kualitas fasilitas latihan dan mendatangkan pelatih internasional berkualitas serta mengembangkan sistem manajemen yang lebih profesional dan transparan untuk mendukung kebutuhan atlet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun