Siswa diajarkan untuk mengambil inisiatif dalam menyelesaikan tugas kebersihan, menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya untuk mengemban tugas tersebut. Siswa dilatih untuk mematuhi jadwal dan aturan yang telah ditetapkan. Mereka juga belajar untuk menjaga lingkungan tetap bersih bahkan setelah tugas kebersihan selesai, menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap tanggung jawab.
Selain tanggung jawab siswa diajakan kedisiplinan. Aspek kedisplinan ini (apalagi untuk siswa jurusan keperawatan dan farmasi, kedisplinan amatlah penting karena ini nanti berkaitan dengan nyawa orang lain) melatih siswa untuk datang tepat waktu dan memulai pekerjaan sesuai jadwal, menekankan pentingnya keteraturan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga diajarkan untuk mengikuti prosedur dan instruksi yang telah ditetapkan, membantu mereka mengembangkan kedisiplinan dalam mengikuti aturan.
Ketiga berkaitan dengan latihan kerjasama tim. (Maaf lagi-lagi sesuai pengalaman hidup berasrama saat masa sekolah) kerja bakti, kerja tangan melatih siswa untuk bisa berkolaborasi. Artinya siswa belajar bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, seperti membersihkan area yang lebih luas dalam waktu yang singkat. Siswa berlatih bekerja dalam kelompok, saling membantu dan berbagi tugas untuk mencapai tujuan yang sama, seperti membersihkan seluruh area sekolah.
Kegiatan ini mendorong saling menghormati pendapat dan cara kerja anggota tim lainnya, membangun hubungan kerja yang harmonis bahkan saling belajar. Ada siswa yang memang sudah amat mahir menggunakan alat-alat kerja, ada juga siswa yang masih kaku karena belum terbiasa. Kerja bakti bukan untuk sebuah penilaian siapa yang terbaik, tetapi bagaimana semua siswa melibatkan diri di dalam kegiatan itu.
Latihan kerja tangan (opera manualia) ini bukanlah sesuatu yang aksidental, pas ingat saja, tetapi sebuah kegiatan yang berkelanjutan agar bisa membentuk kebiasaan di dalam diri para siswa (sekolah kesehatan) untuk belajar sehat lingkungan, peduli bersih, tanggung jawab, disiplin dan kerjasama.Â
Kolaborasi hanya bisa berjalan dengan baik jika ada komunikasi yang efektif, komunikasi yang baik antar anggota tim untuk membagi tugas dan mengoordinasikan pekerjaan. Mengembangkan kemampuan untuk mengungkapkan ide dan pendapat dengan jelas kepada anggota tim lainnya, serta mendengarkan dan menerima masukan dari orang lain. Siswa belajar menyelesaikan konflik kecil yang mungkin muncul dalam tim, melalui komunikasi yang terbuka dan efektif.
Demikianlah tiga point yang bisa kita catatkan bersama dari kerja bakti pagi ini. Semoga menginspirasi kita entah di rumah, asrama atau sekolah. Biarlah sekolah kehidupan mengiringi anak-anak yang sedang sekolah formal agar kelak di kemudian hari mereka tidak "kagok" atau kaget bahwa di tempat kerja mereka ternyata ada kerja bakti dan Kerjasama yang membutuhkan tanggung jawab, ketekunan dan kesiplinan.
Alfred B. Jogo Ena