Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengedukasi di Hari Kebaya Nasional

25 Juli 2024   11:24 Diperbarui: 25 Juli 2024   11:29 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebangaan ini tentu tidaklah semata-mata seremonial, artinya hanya setahun sekali pas di hari peringatannya. Tetapi menjadi kebanggaan sepanjang hari, sepanjang hidup, sepanjang kita masih menjadi bagian dari Indonesia tercinta ini. Kebanggaan ini bukan juga hanya milik perempuan Indonesia atau komunitas dan organisasi yang hadir di Borobudur, tetapi menjadi kegembiraan dan kebanggaan nasional.

Pelajaran dari Parade Kebaya Nasional

(dokumen: instagram  @smkkaryarini)
(dokumen: instagram  @smkkaryarini)

Parade kebaya ini mengajarkan kita pentingnya kolaborasi dan solidaritas dalam menjaga identitas budaya. Melalui acara ini, kita belajar bahwa kebaya bukan sekadar busana, tetapi juga alat pemersatu yang menghubungkan kita dengan akar budaya dan kebangsaan. Ini adalah pengingat bahwa dalam keragaman terdapat kekuatan, dan dalam kebanggaan terhadap budaya terdapat kebangsaan yang kuat.

Acara yang berlangsung di salah satu situs warisan dunia ini tidak hanya mempromosikan kebaya sebagai pakaian tradisional, tetapi juga menegaskan posisi kebaya sebagai simbol persatuan dan identitas bangsa Indonesia. Parade ini menjadi cerminan bagaimana budaya tradisional dapat dirayakan dan diteruskan ke generasi mendatang.

Selain itu, sebagaimana diungkapkan oleh Bu Lisa, "kegiatan ini menjadi sebuah edukasi yang tidak melulu konseptual, tetapi lebih aktual." Anak-anak dan remaja putri serta para ibu hadir dan memberikan contoh nyata untuk bangga atas warisan budaya, hasil kreasi dan imajinasi yang kemudian membentuk menjadi kebaya. Keindahan olah pikir terwujud dalam karya dengan menghasilkan aneka model kebaya.

Jika setiap tanggal 24 Juli, di seluruh Indonesia serentak melakukan parade kebaya maka sangat mungkin bisa tercatat dalam "Guinness book of records" sebagai satu-satunya parade dengan peserta terbanyak seluruh dunia. Dalam waktu singkat kebaya mengguncang dunia, UNESCO segera mengakui sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia, dan lebih dari itu Perempuan seluruh dunia akan berlomba-lomba memesan kebaya di Indonesia. Permintaan yang besar akan mendorong SMK jurusan Tata Busana akan semakin diminati.

Selamat membaca, sambil menunggu jam pelajaran ke 8-10 siang ini, mari kita berselancar ke Borobudur di hari kemarin untuk ikut berbangga dengan para anak, gadis dan ibu-ibu yang juga bangga berkebaya.

Salam

Alfred B. Jogo Ena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun