Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Apa Tindakan Perusahaan Terhadap "Predator"?

7 Juli 2024   10:46 Diperbarui: 7 Juli 2024   10:53 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: wall.alphacoders.com)

Investigasi yang menyeluruh dan tidak memihak terhadap setiap laporan pelecehan atau intimidasi adalah esensial untuk memastikan keadilan dan integritas dalam penanganan kasus. Tim investigasi harus yang terlatih secara khusus dalam menangani kasus-kasus pelecehan dan intimidasi, sehingga mereka dapat mengumpulkan bukti, mewawancarai saksi, dan menilai situasi dengan objektivitas yang tinggi. Semua laporan harus ditangani dengan serius, memastikan bahwa setiap langkah investigasi dilakukan dengan transparansi dan kerahasiaan. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada karyawan yang melaporkan mengenai proses yang sedang berjalan dan langkah-langkah yang diambil sebagai tindak lanjut, agar mereka merasa didengar dan dilindungi, serta percaya pada komitmen perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan adil.

Kelima, tindakan disipliner yang tegas harus diterapkan terhadap pemimpin yang terbukti bersalah melakukan intimidasi atau pelecehan. Ini bisa termasuk skorsing, penurunan jabatan, atau bahkan pemecatan tergantung pada tingkat keseriusan pelanggaran. Penting untuk menunjukkan bahwa perusahaan tidak mentoleransi perilaku semacam ini dari siapapun, termasuk dari pemimpin tingkat tinggi.

Penerapan tindakan disipliner yang tegas terhadap pemimpin yang terbukti bersalah melakukan intimidasi atau pelecehan merupakan langkah krusial untuk menunjukkan bahwa perusahaan tidak mentoleransi perilaku tidak etis dari siapapun, termasuk dari pimpinan tertinggi. Tindakan disipliner ini bisa berupa skorsing sementara selama investigasi berlangsung, penurunan jabatan sebagai bentuk peringatan serius, atau bahkan pemecatan jika pelanggaran terbukti berat. Dengan menerapkan sanksi yang adil dan sesuai dengan tingkat keseriusan pelanggaran, perusahaan menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas, keadilan, dan keamanan di tempat kerja. Langkah ini tidak hanya memberikan keadilan bagi korban, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada seluruh karyawan bahwa setiap tindakan pelecehan atau intimidasi akan ditindaklanjuti dengan serius, tanpa pandang bulu.

Keenam, perusahaan harus mempromosikan budaya kerja yang inklusif dan saling menghormati. Ini bisa dicapai melalui program-program pembangunan budaya yang mendorong komunikasi terbuka, kerjasama tim (bukan atasan bawahan sehingga mudah terjadi penyimpangan baik berupa beban kerja yang tidak sesuai job desk ataupun rayuan yang bersifat personal), dan rasa saling percaya di antara karyawan. Dengan membangun lingkungan kerja yang positif, perusahaan dapat mencegah munculnya perilaku predator dan memastikan bahwa semua karyawan merasa dihargai dan aman.

Promosi ini bisa dicapai melalui program-program pembangunan budaya yang berfokus pada komunikasi terbuka, di mana karyawan didorong untuk menyampaikan ide, kekhawatiran, dan umpan balik tanpa rasa takut. Selain itu, memfasilitasi kerja sama tim yang efektif dan memperkuat rasa saling percaya antar karyawan akan membantu membangun hubungan kerja yang sehat dan harmonis. Program-program seperti workshop, team-building activities, dan diskusi kelompok dapat memperkuat nilai-nilai inklusivitas dan penghormatan. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan, tetapi juga memastikan bahwa setiap individu merasa dihargai, aman, dan didukung dalam lingkup kerja mereka, mengurangi risiko terjadinya perilaku tidak etis dan predator.

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan mendukung bagi semua karyawan, serta menunjukkan bahwa perilaku predator tidak akan ditoleransi di tempat kerja. Dan hasil akhir yang dicapai adalah "(Rayuan) Bos adalah Maut" tidak dimungkinkan untuk terjadi di dalam perusahaan karena semua perangkat yang mendukung sudah disiapkan dan berjalan dengan baik.

Beberapa sumber pendukung:

Pengaruh Ethical Leadership Terhadap Afective Commitment Dan Job Satisfaction yang Dimediasi Oleh Psychological Empowerment (diakses melalui https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1038&context=jmui)

https://www.researchgate.net/publication/374126065_PENGARUH_ETHICAL_LEADERSHIP_DALAM_MENCIPTAKAN_WORK_ENGAGEMENT_KARYAWAN/link/650ef22382f01628f03fb41e/download?_tp=eyJjb250ZXh0Ijp7ImZpcnN0UGFnZSI6InB1YmxpY2F0aW9uIiwicGFnZSI6InB1YmxpY2F0aW9uIn19

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/20/01000051/hak-karyawan-dalam-undang-undang-ketenagakerjaan

https://bplawyers.co.id/2021/04/28/hak-hak-perusahaan-dan-karyawan-dalam-undang-undang-ketenagakerjaan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun