Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi dan Ambulance

29 Juni 2024   21:04 Diperbarui: 29 Juni 2024   21:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: ambulancepintarindonesia-showroom.blogspot.com)

Di jalanan, prioritas antara pasien dalam ambulans dan pejabat yang lewat seharusnya tidak perlu diperdebatkan. Nyawa seseorang, terutama yang berada dalam kondisi darurat, harus selalu menjadi prioritas utama. 

Konvoi pejabat yang menghambat laju ambulans adalah bentuk ketidakadilan yang mencerminkan ketidakpedulian terhadap hak asasi manusia. Kejadian seperti ini seharusnya menjadi introspeksi dan perubahan dalam sistem yang lebih mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan warga.

Ironisnya, kejadian semacam ini terjadi di negeri yang mengaku paling agamis, karena ajaran agama seharusnya menempatkan nilai kemanusiaan di atas segalanya. Puisi ini menyoroti bahwa ada ketidaksesuaian antara klaim religiositas dan praktik nyata di lapangan. 

Kesucian ajaran agama seharusnya tercermin dalam tindakan sehari-hari, terutama dalam keputusan yang memengaruhi nyawa orang lain. 

Mengabaikan ambulans demi konvoi pejabat adalah cermin buram yang menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam moral dan etika pejabat negara kita (termasuk para pengguna jalan yang lain, manakala mendengar sirene ambulance, maka dengan segera memberikan jalan tanpa harus merasa kenyamanannya terganggu. 

Bagaimana kalau dalam ambulance itu si pejabat itu sendiri?)

Berita terkait: https://mediaindonesia.com/humaniora/680939/viral-ambulans-disuruh-mengalah-pada-rombongan-jokowi-istana-minta-maaf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun