Pihak yang paling dirugikan dari seringnya pergantian guru mata pelajaran di sebuah sekolah adalah para siswa. Dampaknya bagi siswa dan sekolah tersebut sangat esensial, antara lain:Â
Pertama, seringnya pergantian guru menyebabkan ketidakstabilan dalam proses pembelajaran.Â
Siswa harus terus beradaptasi dengan gaya mengajar dan metode baru, yang dapat mengganggu kontinuitas dan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.Â
Selain itu, hubungan yang kuat antara guru dan siswa penting untuk keberhasilan pendidikan. Seringnya pergantian guru menghalangi pembentukan ikatan ini, sehingga guru baru memerlukan waktu untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa.
Kedua, ketidakpastian dan perubahan terus-menerus dapat menurunkan motivasi siswa. Mereka mungkin merasa tidak memiliki sosok yang konsisten untuk memberikan bimbingan dan dukungan, yang dapat mempengaruhi minat belajar mereka secara keseluruhan.
Dan ketiga, guru baru mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum dan standar sekolah, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam kualitas pengajaran sementara mereka beradaptasi.
Sering terjadinya pergantian guru di sebuah sekolah menimbulkan banyak kerugian, terutama bagi siswa yang kehilangan stabilitas dan kontinuitas dalam pendidikan mereka.
. . .
Tulisan ini hanya sebuah gugatan kepada para pemangku kepentingan di dunia pendidikan, khususnya Mendikbud agar lebih memperhatikan kesejahteraan guru, bukan sibuk dengan perubahan kurikulum yang kian hari kian menjadikan para guru sebagai petugas administrasi yang sibuk mencatat laporan dari A - Z, daripada menyiapkan materi untuk anak didik itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H