Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Tengah Hari

19 Juni 2024   11:34 Diperbarui: 19 Juni 2024   11:41 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Tengah Hari

Di bawah sinar mentari,
Gelas kopiku terhidang,
Di lorong-lorong kumelihat,
Praktek tertutup, nyaris tersembunyi,
Undang-undang jadi alat,
Pro rakyat kecil hampir tak ada arti.

Dalam setiap teguk,
Rasa getir dan pahit menyerap,
Korupsi terselubung, dalam setiap detik
Silih berganti nama dan pembungkusnya
Dalam isi yang nyaris sama: tidak tahu malu
Dari wajah-wajah penuh senyum munafik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun