Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Malam Selepas Idul Adha

17 Juni 2024   20:15 Diperbarui: 17 Juni 2024   20:44 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, secangkir kopi kutandaskan, setelah hewan Kurban takjub tunduk serah diri terinspirasi syukur atas penyerahan jiwa manusia sebagai makhluk insani sekaligus ilahi.

Lidahku terhenti, saat bibir ini kuremehkan, memikirkan sakralitas pemberian dalam hati yang tulus hingga menjadi sekumpulan nafas dalam zikir yang suci menjadi nada dalam doa.

Pagi telah menjelang dalam rasa syukur yang mendalam ketika relung jiwa dipenuhi cahaya kasih dan keikhlasan, kupahami arti sejati penyerahan diri dalam pasrah yang tulus ingin kembali ke rahim semesta.

Kaki Merapi, 17 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun