ADIL MENANTI FAJAR
Di negeri hukum yang amburadul,
Integritas tergadai, moralitas terkulai.
Penegak hukum, panglima yang hilang arah,
Menggandeng kekuasaan dalam gengsi,
Hilanglah keadilan, reduplah cahaya.
Tebang pilih menjalar, kepentingan diri menaungi,
Di bawah bendera hukum, keheningan melengking,
Suara keadilan kian meredup, terhimpit ego,
berebut empati dengan rompi oranye
mencari belas kasih di antara jeruji.
Tetap terdengar jeritan keadilan,
meski kebenaran mengguris (Melayu: melukai) hati,
meski terasa remang, api masih menyala,
di antara tumpukan asa
Kita, saksi bisu di ruang sepi, menanti fajar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!