Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Starlink itu Solusi atau Ilusi?

27 Mei 2024   10:31 Diperbarui: 27 Mei 2024   11:17 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: id.techinasia.com)

Menurut data BPS Jumlah Perusahaan Internet Service Provider di Indonesia (2017-2022) ada sekitar 828 dengan 50 di antaranya sebagai provider terkenal antara lain IndiHome dengan jumlah konsumen terbesar , lalu disusul First Media, MNC, iConnet, Biznet, dan lain-lain. Yang terkini masuknya Starlink dan sudah mulai beroperasi di Indonesia. Apakah ini solusi yang kita butuhkan selama ini, terutama untuk dunia pendidikan kita? Dengan bertambahnya provider apakah semakin murah pula harganya bagi masyarakat pengguna?

Starlink tentu memiliki potensi untuk menjadi solusi yang signifikan terutama dalam meningkatkan akses internet di wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet tradisional. Ini dapat membuka pintu bagi lebih banyak orang, termasuk di dunia pendidikan, untuk mengakses sumber daya pendidikan online, kursus jarak jauh, dan berbagai konten pendidikan lainnya.

Namun, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Pertama, meskipun Starlink dapat menyediakan akses internet di daerah yang sulit dijangkau, masih ada tantangan terkait biaya dan infrastruktur lokal yang diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi ini secara efektif dalam konteks pendidikan. Ketersediaan perangkat, pelatihan untuk pendidik, dan dukungan teknis juga perlu diperhitungkan. Apakah semakin banyaknya provider semakin murah harganya bagi masyarakat? Atau semakin banyaknya provider semakin memudahkan masyarakat menikmati kemajuan teknologi?

Kedua, pertanyaan tentang keandalan dan kualitas layanan Starlink di lingkungan yang berbeda, terutama ketika banyak pengguna menggunakan jaringan secara bersamaan. Meskipun Starlink menawarkan kecepatan internet yang tinggi, performanya mungkin bisa berfluktuasi tergantung pada berbagai faktor termasuk cuaca dan kepadatan pengguna.

Bisa jadi Starlink memiliki potensi untuk membantu meningkatkan akses internet di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, serta membantu dunia pendidikan dengan menyediakan akses yang lebih luas ke sumber daya pendidikan, kita juga perlu mempertimbangkan tantangan dan batasan yang mungkin terjadi. Ini bukanlah hype belaka, tetapi implementasinya akan memerlukan kerja keras dan perhatian terhadap detail untuk benar-benar mengoptimalkan potensinya.

Bagaimana dengan provider milik negara? 

Kehadiran Starlink sebagai penyedia layanan internet satelit tidak secara langsung bersaing dengan operator telekomunikasi seperti Telkomsel. Telkomsel dan perusahaan telekomunikasi lainnya biasanya menawarkan layanan internet melalui infrastruktur kabel bumi atau serat optik, sementara Starlink menggunakan satelit untuk menyediakan akses internet.

Meskipun keduanya dapat menawarkan akses internet, mereka melayani segmen pasar yang berbeda dan memiliki keunggulan serta kelemahan masing-masing. Telkomsel dan operator telekomunikasi lainnya biasanya fokus pada akses internet di wilayah yang terjangkau oleh infrastruktur darat mereka, sedangkan Starlink dapat memberikan akses di wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur tersebut, seperti daerah pedesaan atau terpencil.

Dalam konteks Indonesia, Telkomsel sebagai operator telekomunikasi terbesar (milik negara) tetap memiliki peran penting dalam menyediakan layanan internet bagi masyarakat. Namun, kehadiran Starlink dapat menjadi tambahan yang berharga terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat, memperluas cakupan akses internet di negara tersebut. Sebenarnya bukanlah masalah bersaing, tetapi lebih pada bagaimana kedua jenis layanan ini dapat saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan akses internet yang beragam di Indonesia.

Apa Untung dan Ruginya dengan Adanya Starlink?

Kehadiran sebuah provider baru di tengah pasar persaingan tentu membawa juga keuntungan dan kerugian bagi provider lainnya dan konsumen.

Keuntungan bagi provider antara lain, Pertama, Penambahan Pilihan Infrastruktur. Keberadaan Starlink menambah pilihan infrastruktur bagi provider lama. Mereka dapat menjalin kemitraan atau menggunakan layanan Starlink untuk meningkatkan cakupan layanan internet mereka, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat.

Kedua, Potensi untuk Kemitraan. Provider lain dapat menjalin kemitraan dengan Starlink untuk menawarkan paket bundel atau layanan gabungan kepada pelanggan mereka, memperluas portofolio layanan mereka. Ketiga, Peningkatan Kompetisi. Persaingan dengan Starlink mendorong provider lain untuk meningkatkan kualitas layanan mereka, inovasi, dan harga untuk tetap bersaing di pasar.

Tentu selain keuntungan ada juga kerugian yang mungkin menyertai, antara lain, Pertama, Potensi Kehilangan Pelanggan. Jika Starlink menawarkan layanan yang lebih baik atau lebih terjangkau di wilayah yang biasanya dilayani oleh provider lain, ada risiko kehilangan pelanggan bagi provider lainnya. Kedua, Investasi Tambahan. Provider lama mungkin perlu berinvestasi lebih banyak dalam infrastruktur dan inovasi untuk tetap bersaing dengan Starlink dan menawarkan layanan yang menarik bagi pelanggan mereka. Ketiga, Tekanan pada Harga. Persaingan dengan Starlink dapat menempatkan tekanan pada harga layanan internet, mengurangi margin keuntungan bagi provider lama.

Lalu apa keuntungan provider baru ini bagi konsumen? Pertama, Pilihan yang Lebih Luas. Sesuai prinsip ekonomi, ketika persediaan barang lebih banyak dari permintaan, maka barang akan murah. Begitu juga dengan kehadiran Starlink memberikan konsumen lebih banyak pilihan dalam hal penyedia layanan internet, meningkatkan persaingan dan memberi mereka lebih banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka.

Kedua, Akses Internet di Daerah Terpencil. Konsumen di daerah terpencil atau sulit dijangkau oleh infrastruktur darat dapat mendapatkan akses internet melalui Starlink, yang sebelumnya mungkin tidak tersedia bagi mereka.

Ketiga, Potensi Penurunan Harga. Persaingan antara Starlink dan provider lama dapat mengakibatkan penurunan harga layanan internet, memberi konsumen akses yang lebih terjangkau.

Sedangkan kerugian bagi konsumen antara lain, Pertama, Ketergantungan pada Satelit. Layanan internet satelit seperti Starlink mungkin memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan, latensi, dan reliabilitas dibandingkan dengan layanan kabel atau serat optik. Kedua, Biaya Tambahan. Konsumen mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk perangkat dan layanan yang diperlukan untuk menggunakan Starlink, seperti antena satelit dan biaya langganan bulanan. Ketiga, Ketidakpastian Performa. Performa layanan Starlink mungkin tidak konsisten tergantung pada faktor-faktor seperti cuaca dan kepadatan pengguna, yang dapat memengaruhi pengalaman pengguna.

Semoga kehadiran provider semacam Starlink semakin memberikan kemudahan akses bagi masyarakat/konsumen untuk memilih provider yang paling murah dengan kualitas layanan yang bagus. Tidak harus mahal tapi sinyalnya kembang kempis, tetapi tagihan tetap utuh. Namun demikian pemerintah perlu buat regulasi yang mengatur adanya provider-provider ini, agar tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi yang utama melayani kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat terluar dan terpencil, biar rakyat tahu bahwa negara hadir di tengah mereka.

Kehadiran Starlink bukan hanya ilusi atau janji palsu dari pemerintah (untuk menyenangkan Elon Musk sang pemilik) tetapi sungguh sebagai sebuah solusi atas kebutuhan rakyat akan pelayanan internet yang cepat dan murah.

Alfred B. Jogo Ena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun