Kedua, penting untuk memastikan bahwa kurikulum tambahan pada tahun keempat SMA relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal dan global. Ini termasuk pengembangan keterampilan yang sesuai dengan industri tertentu, serta memperhatikan tren dan perkembangan terbaru dalam dunia kerja.
Ketiga, implementasi program pendidikan tambahan membutuhkan sumber daya tambahan, baik dari segi tenaga pengajar yang berkualifikasi maupun fasilitas pendukung. Penting untuk memastikan bahwa sumber daya yang cukup tersedia untuk mendukung program ini secara efektif.
Keempat, kerjasama dengan industri, lembaga pelatihan kerja, dan perusahaan dapat membantu memastikan bahwa siswa mendapatkan pengalaman praktis dan akses ke peluang magang atau pembelajaran berbasis kerja yang relevan.
Kelima, perpanjangan durasi pendidikan SMA juga harus memperhitungkan kesiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi jika mereka memilih untuk melakukannya. Program pendidikan tambahan harus memberikan landasan yang kokoh bagi mereka yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Dengan memperhitungkan faktor-faktor di atas dan merancang program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa, memperpanjang durasi pendidikan SMA menjadi 4 tahun dengan fokus pada pembekalan keterampilan kerja bisa menjadi langkah yang bermanfaat dalam mempersiapkan generasi muda untuk masuk ke dunia kerja yang kompetitif.
Usulan seperti ini bisa tentu akan mengubah seluruh alur dan rencana pendidikan yang sudah dirancang oleh para pakar (apa-apa sukar kali) pendidikan. Apakah akan berterima dengan system pendidikan negeri atau swasta yang ada? Entahlah. Kita hanya bisa tahu kalau sudah dilakukan.
 Oleh: Alfred B. Jogo Ena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H