Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mampir bersama Jokpin

29 April 2024   08:41 Diperbarui: 29 April 2024   08:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terima kasih ya Mas, puisimu ini menciptakan suasana introspektif dan refleksi yang mendalam tentang keraguan, kehati-hatian, dan ketidakpastian dalam menjalin hubungan interpersonal, serta tentang kompleksitas emosi yang muncul saat ingin mendekati seseorang yang tampaknya sedang berjuang atau dalam kesulitan. Ada rasa ewuh pakewuh, ada rasa segan takut menyinggung. Karena Mas pasti tahu, bahwa lebih baik "kere" bermartabat" daripada kaya raya karena korupsi, kolusi apalagi kalau itu nepotisme. Bukankah saat Mas pergi, nepotisme atau dinastisisme kian hidup dalam masyarakat kita?

Kabari ya kalau di sana asyik ya? 

(sumber: newstempo.githup.io)
(sumber: newstempo.githup.io)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun