Oleh: Alfred B. Jogo Ena
Setiap awal tahun ajaran baru selalu menjadi masa yang paling memusingkan bagi orangtua. Pusing dengan dana pendidikan dan sumbangan pembangunan, pusing dengan seragam sekolah yang bisa lebih dari empat pasang, pusing dengan anak yang tidak diterima di sekolah yang menjadi pilihan utama, pusing karena yang sekolah bisa lebih dari dua anak dalam satu rumah.
Pusing tidak pusing, orangtua dan sekolah harus menyiapkan seragam untuk anak didiknya. Orangtua menyiapkan uang, sekolah menyiapkan bahan atau seragam yang sudah jadi. Ada uang ada barang, ada yang langsung lunas ada yang model utangan, nyicil hingga lunas selama anak sekolah di situ.
Polemik tentang seragam ini bukan baru terjadi dalam satu atau dua hari ini. Mungkin hampir setua umur sekolah yang ada di tempat masing-masing. Bahkan pemerintah sudah menetapkan aturan.Â
Aturan seragam sekolah menurut Permendikbudristek 10/2022 menimbulkan perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat. Seperti biasanya selalu menimbulkan pro dan kontra, apa keuntungan dan kegunaannya. Setiap kubu memiliki argumentasinya masing-masing, tidak ada patokan soal benar dan salah.
Pro dan Kontra
Pertanyaan tentang perlu tidaknya seragam sekolah secara nasional adalah topik yang sering diperdebatkan dan memiliki banyak pro dan kontra. Tentu saja kedua pihak memiliki argumentasinya sendiri.Â
Bagi yang pro adanya seragam beberapa ada argumentasi yang mungkin bisa dipertanggungjawabkan, yaitu:
Pertama, Identitas dan Rasa Pemilikan.Â
Seragam sekolah dapat menciptakan identitas dan kebanggaan terhadap sekolah. Ini juga bisa membantu memperkuat rasa komunitas dan kebersamaan di antara siswa.Â
Kedua, Kesetaraan.Â
Seragam sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih setara. Semua siswa tampak sama, terlepas dari latar belakang ekonomi atau sosial mereka. Yang menonjol adalah identitas sekolah, bukan identitas kelas sosial siswa yang "tergambar" dalam seragam.Â
Ketiga, Kedisiplinan dan Profesionalisme.Â
Seragam sekolah dapat membantu menanamkan kedisiplinan dan profesionalisme di antara siswa. Ini juga bisa mempersiapkan mereka untuk dunia kerja yang seringkali diperlukan untuk mengenakan seragam atau pakaian tertentu.
Sedangkan bagi yang kontra bisa saja mereka memiliki argumentasi seperti ini:Â
Pertama, Ekspresi Diri.Â
Seragam sekolah bisa membatasi ekspresi diri siswa dan menghambat kreativitas mereka. Beberapa orang berpendapat bahwa siswa harus diberi kebebasan untuk memilih pakaian mereka sendiri.Â
Kedua, Biaya.Â
Seragam sekolah bisa menjadi beban finansial bagi beberapa keluarga, terutama jika mereka perlu membeli beberapa set seragam atau jika seragam perlu diganti secara rutin.Â
Ketiga, Efektivitas.Â
Beberapa orang meragukan apakah seragam sekolah benar-benar efektif dalam meningkatkan disiplin atau prestasi akademik siswa. Mengenai keadilan, seragam sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih setara karena semua siswa tampak sama.
Yang Utama: Tampilan atau Kegunaan?
Selain persoalan pro dan kontra, seragam sekolah memiliki fungsi ganda, baik sebagai asesoris maupun utilitas (tampilan dan kegunaan).
Sebagai asesoris atau tampilan, seragam sekolah membantu mempromosikan identitas dan citra sekolah. Mereka menciptakan persepsi visual yang konsisten dan profesional tentang sekolah dan siswanya.Â
Dalam hal ini, sekolah dan siswa diuntungkan karena membantu membangun citra positif. Ini hampir senada dengan pendapat yang mendukung adanya seragam seperti sudah ditulis di awal.
Sedangkan dari segi utilitas atau kegunaan, seragam sekolah memudahkan identifikasi siswa, mempromosikan rasa persamaan, dan mengurangi tekanan untuk mengikuti tren mode tertentu, menghindarkan sekolah sebagai ajang fashion show. Tentu saja ini menguntungkan orangtua dan siswa.Â
Orangtua mungkin merasa lebih nyaman mengetahui bahwa anak-anak mereka berpakaian dengan cara yang pantas dan tidak perlu khawatir tentang penampilan mereka setiap hari.Â
Siswa diuntungkan karena mereka tidak perlu merasa tertekan untuk selalu mengikuti tren mode atau khawatir tentang penampilan mereka. Peserta didik dihindarkan dari perasaan superior jika pakaiannya mahal dan mewah pun pula perasaan inferior bagi siswa yang memiliki pakaian sederhana dan murah.
Siapa Untung, Siapa Buntung
Setelah melihat pro kontra, asesoris dan kegunaan seragam, kita juga mencoba melihat siapa saja yang diuntungkan dan dirugikan dengan adanya seragam ini. Tentu soal untung dan rugi ini relatif, artinya tidak berlaku umum, tergantung cara pandang dan cara mengalaminya.
Yang paling diuntungkan adanya seragam adalah pertama, produsen dan penjual seragam.Â
Ketika sekolah mewajibkan seragam tertentu, produsen dan penjual seragam dapat meraih keuntungan dari penjualan mereka, apalagi jika bekerja sama dengan pihak sekolah untuk pengadaan dan penyediaan bahan seragam.Â
Kedua, yang diuntungkan adalah sekolah.Â
Seragam sekolah bisa menjadi identitas dan simbol sekolah tersebut, serta memudahkan pengawasan terhadap siswa. Menjadi penanda bagi siswanya bagi di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Kemudahan identifikasi diri ini tentu sangat menguntungkan sekolah, jika terjadi sesuatu hal terhadap siswanya.
Sedangkan yang merasa dirugikan adalah pertama, orangtua. Orangtua mungkin merasa dirugikan jika seragam sekolah memiliki harga yang mahal dan mereka harus membelinya setiap tahun atau setiap kali anak mereka naik kelas.Â
Kedua siswa. Siswa mungkin merasa tidak nyaman atau tidak bisa mengekspresikan diri mereka sendiri jika seragam sekolah tidak sesuai dengan selera atau kenyamanan mereka.
Namun, penting untuk ditekankan bahwa seragam sekolah juga memiliki banyak manfaat, seperti mempromosikan rasa kesatuan dan persamaan di antara siswa, serta membantu mencegah bullying berdasarkan pakaian. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan orangtua untuk mencari solusi yang seimbang dan adil dalam polemik ini.
Pesan Utama
Terlepas dari reaksi pro dan kontra (yang sebentar lagi akan ramai kembali menjelang tahun ajaran baru), penggunaan seragam sekolah memiliki beberapa pesan utama, antara lain:Â
Pertama, pesan kesetaraan.Â
Salah satu pesan utama dari seragam sekolah adalah kesetaraan. Dengan semua siswa memakai pakaian yang sama, seragam membantu mengurangi perbedaan sosial dan ekonomi yang mungkin ada di antara siswa.Â
Ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, manakalah semua siswa merasa diterima dan berharga. Karena mereka dipandang dan diperlakukan sama dalam balutan seragam yang sama.
Kedua, identitas dan sense of belonging.Â
Seragam sekolah juga membantu membangun identitas sekolah dan rasa kepemilikan. Siswa yang memakai seragam sekolah cenderung merasa lebih terhubung dengan sekolah mereka dan lebih bangga menjadi bagian dari komunitas sekolah tersebut.Â
Ada rasa bangga menjadi bagian almamater, bahkan ketika sudah menjadi almnus, seseorang masih merasa terhubung secara psikologis dengan sekolahnya.
Ketiga, profesionalisme dan disiplin.Â
Seragam sekolah juga dapat membantu mempersiapkan siswa untuk dunia kerja, di mana mereka mungkin perlu berpakaian secara profesional.Â
Seragam juga bisa membantu menanamkan disiplin dan rasa tanggung jawab, karena siswa diharapkan untuk memakai seragam dengan rapi dan bersih.
Keempat, fokus pada Pendidikan.Â
Dengan seragam, siswa dan guru dapat lebih fokus pada pendidikan daripada pada pakaian. Ini dapat membantu mengurangi gangguan dan memastikan bahwa perhatian semua orang tetap pada tujuan utama sekolah, yaitu belajar.
Dan yang kelima, keamanan.Â
Dalam beberapa kasus, seragam sekolah juga bisa membantu meningkatkan keamanan di sekolah. Dengan semua siswa memakai seragam, lebih mudah untuk mengidentifikasi orang-orang yang tidak seharusnya berada di area sekolah.
Apapun polemiknya, Permendikbudristek 10/2022 lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya bagi semua yang berkepentingan di dalam lingkaran sekolah itu. Karena sekali lagi, dengan seragam ada kebanggaan yang bertumbuh dalam diri siswa, ada kesatuan dengan para alumni, juga ada rasa aman dari orangtua karena anaknya bisa tampil beda dengan temannya yang di sekolah lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H