PERSIAPKAN MENTAL AGAR BISA MENANGGUNG BEBAN
Catatan Seputar Depresi Mahasiswa KedokteranÂ
Oleh: Alfred B. Jogo Ena
Pada 15 April 2024 lalu publik dikejutkan dengan berita di Harian Kompas tentang 399 calon dokter spesialis ingin bunuh diri. Berita ini mencengangkan karena para calon spesialis ini nantinya akan berkarya di tengah masyarakat. "Sebanyak 224 persen mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) terdeteksi mengalami gejala depresi...dan sebanyak 3,3 persen atau 399 PPDS merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri dengan cara apapun."
Sebagai orang yang sangat awam dalam dunia kedokteran, kita mungkin hanya melihat hasil akhir dari laporan sebagaimana diberitakan Harian Kompas. Tetapi kita tidak sungguh tahu apa yang sesungguhnya terjadi (mengapa dan bagaimana bisa demikian) di kalangan para calon dokter spesialis.
Sebagai pembaca yang kritis kita perlu melakukan klarifikasi agar berita seperti ini tidak menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan yang tidak perlu bahkan ketakutan dari para orang tua untuk mengijinkan anaknya menjadi dokter. Untuk apa kuliah susah-susah kalau pada akhirnya mereka mengalami depresi? Â
Jika ada kebenaran di balik klaim (berita) ini, beberapa alasan mungkin termasuk tekanan kerja atau belajar yang berat, jadwal yang melelahkan, stres akibat tanggung jawab yang besar, atau bahkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya yang mungkin tidak diidentifikasi atau ditangani dengan benar.
Beberapa Langkah Konkret
Menurut hemat penulis (mungkin agak subjektif dan tidak menjawab persoalan) ada beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh pihak-pihak terkait:
Pertama, Kampus. Institusi pendidikan perlu memastikan bahwa mahasiswa memiliki akses ke layanan dukungan kesehatan mental yang memadai. Mereka juga harus mempromosikan lingkungan belajar yang seimbang dan sehat, di mana tekanan akademik dan profesional tidak menjadi beban yang berlebihan.Â
Selain itu, kampus bisa memberikan pelatihan kepada staf dan dosen tentang cara mengidentifikasi tanda-tanda stres dan kesehatan mental yang buruk pada mahasiswa.Â