Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Believes in You (Percaya Padamu)

19 April 2024   08:26 Diperbarui: 19 April 2024   08:27 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama anak di atas Ferry saat penyeberangan dari Gilimanuk ke Ketapang (foto dokumen pribadi)

Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintaimu juga!!! Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hati mereka. Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hatimu. Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli walaupun kamu tidak mendengar itu dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya. Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi. Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walapun mereka telah dikecewakan; kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati; kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan.

Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu. Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah. Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum. Ada saat di dalam kehidupanmu kamu sangat merindukan seseorang. Kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk dia. Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia. Bermimpilah apa yang ingin kamu mimpikan. Pergilah ke mana kamu ingin pergi. Jadilah sesuai dengan keinginanmu, karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan keinginanmu. Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuatmu bahagia, cukup cobaan untuk membuatmu kuat, cukup penderitaan untuk membuatmu mengerti artinya kebebasan, dan cukup harapan untuk membuatmu mampu melewati keputusasaan.

Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain. Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu, mungkin itu menyakitkan orang itu juga. Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, kata-kata yang kasar bisa membuat celaka, kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan, kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan.

Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka. Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya membuat segala hal yang datang dalam hidup mereka. Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis, mereka yang terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba. Mereka hanya bisa menghargai orang-orang penting yang telah menyentuh hidup mereka. Cinta mulai dengan senyuman, tumbuh dengan kemesraan dan berakhir dengan air mata. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kau melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang di sekeliling kamu tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal, kamu satu-satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis. (Sumber download dari Internet, sudah dimodifikasi oleh Alfred)

Penting untuk direnungkan.....

Seorang bayi bisa tertidur lelap di dada ibunya, karena dia percaya (meski dia belum bisa berpikir) bahwa sang ibu sangat menyayangi dan akan menjaganya sepenuh hati.

Seorang anak berani melompat dari kobaran api dari lantai dua rumahnya yang terbakar hanya karena dia mendengar suara ayahnya yang begitu meyakinkannya. Meski dia tidak bisa melihat karena tertutup asap, tapi dia percaya bahwa kalau dia melompat, pasti akan ditangkap sang ayah....dan dia pun melompat dalam "kegelapan" asap serta ditangkap sang ayah dengan selamat.

Para penumpang travel atau bis bisa tertidur lelap di dalam bus karena mereka percaya bahwa sang sopir akan membawa mereka sampai tempat tujuan dengan selamat.

Seorang teman yang sedang kesulitan akan datang meminta pertolongan Anda, karena dia percaya bahwa Anda akan menolongnya. Seorang teman saya, seorang pelaut pernah berkisah pada saya bahwa suatu ketika di tahun 1997, kapal barang tempat ia bekerja karam dan tenggelam di perairan dekat Sorong. Mereka ada sembilan orang. Sang kapten memerintahkan agar mereka saling mengikatkan diri, supaya jangan ada yang terpisah karena ombak laut sangat besar. Enam jam mereka masih bisa bertahan bersama-sama, tetapi karena semakin besarnya ombak dan takut ada yang terluka karena benturan -- untuk menghindari Hiu yang sangat sensitif terhadap bau darah -- mereka mulai saling melepaskan diri dan berjuang untuk ketemu di daratan ( 70-100 km). Dengan peralatan penyelamatan darurat yang seadanya, mereka mulai berenang menuju darat. 

Akhirnya lima teman terdampar di tanjung, sedangkan 4 orang lainnya (termasuk teman saya tadi) terdampar di teluk. Mereka bisa saling melihat, tetapi untuk yang dari tanjung sangat sulit menuju teluk karena harus melewati pantai berawa dan hutan bakau. Mereka takut jadi santapan buaya. 

Menurut temanku, mereka sudah selamat dari Hiu, maka mereka tidak mau ambil risiko dengan menjadi santapan buaya. Mereka hanya percaya bahwa Tuhan melalui teman-teman mereka yang di teluk itu, akan mencarikan bantuan bagi mereka. Ternyata benar, tidak sampai dua jam, bala bantuan dari penduduk setempat datang. Mereka lalu diangkut dengan perahu-perahu penolong itu menuju teluk dan bergabung dengan teman-teman yang lain. Para penolong itu (orang-orang pedalaman Papua) adalah orang-orang yang selama ini sering mereka bantu: minyak tanah, solar, gula dan garam. Persahabatan yang darurat itu sudah mereka bangun selama ini. Mereka sudah saling percaya.

Memang....membangun kepercayaan pada orang lain itu sulit, tapi kita tidak akan pernah berhenti untuk mempercayai mereka. Untuk bisa mempercayai orang lain dengan tulus, jujur dan terbuka....belajarlah untuk mulai mempercayai dirimu terlebih dahulu. Semakin engkau percaya pada dirimu, engkau akan semakin percaya pada orang lain, pada sahabatmu. Akhirnya....berkat kepercayaan itulah kita bisa membangun persahabatan dengan semua orang. Suatu persahabatan yang dibangun atas dasar saling percaya akan langgeng. Dan kelanggengan persahabatan itu menyiratkan pesan bahwa sahabat sejati ibarat belahan jiwa kita. Jadi,....belajarlah untuk selalu percaya diri dan mempercayai orang lain...(abje)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun