Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Accepts You As You Are (Menerimamu Apa Adanya)

18 April 2024   19:48 Diperbarui: 18 April 2024   19:59 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kepolosan anak-anak selalu lebih murni dan apa adanya, foto koleksi pribadi)

ACCEPTS YOU AS YOU ARE (Menerimamu Apa Adamu)

Oleh: Alfred B. Jogo Ena (abje)

"Ketika Anda menatap bayangan wajahmu di cermin, Anda melihat sosok dirimu yang lain. Apakah Anda akan menolaknya? Tentu tidak.Terimalah dia apa adanya" (ABJE).

 

 Penting untuk diketahui....

Cinta merupakan komoditas paling bernilai di dunia. Kita membutuhkan cinta sama seperti ikan yang membutuhkan air. Tanpa cinta, kehidupan bagai dunia yang mati. Dengan cinta kita dikuatkan dan diyakinkan. Tanpa cinta, kita akan menjadi layu dan mati secara perlahan-lahan, tersiksa dan akhirnya mati dalam kesendirian. Cinta sangatlah penting sebab ia merupakan inti hidup kita. Cintalah kekuatan yang memerlihatkan siapa dan bagaimana kita di hadapan sesama. Setiap orang dalam hidupnya memiliki suatu keinginan dasariah untuk mencintai dan dicintai (to love and to be love). (Robert Abel: About Love)  

Penting untuk direnungkan....

Seringkali kita menerima seseorang atau sahabat kita dengan melihat dari mana asalnya, siapa orang tuanya, bagaimana keadaan keluarga mereka (kaya, miskin, menengah atas atau bawah, tuan atau hamba, orang bebas atau budak, hitam atau putih, dan aneka atribut lainnya yang hanya dipakai sebagai baju, bukan sebagai sesuatu yang hakiki: nilai seorang pribadi).

Semua itu tidaklah salah, karena bagaimana pun untuk membangun suatu persahabatan kita memang perlu tahu tentang dia. Tetapi itu bukanlah harga mati, artinya, kalau tidak dari golongan atau kriteria yang aku berikan, aku tidak mau bersahabat dengannya. Kalau tidak menguntungkan saya, untuk apa aku menjalin dan menjadi sahabatnya?

Menjadi seorang sahabat adalah menjadi seorang yang mampu mencintai dan dicintai, seorang yang mampu menghadirkan kebahagiaan bagi yang lain. Dan kita hanya bisa mencintai dan menerima yang lain apa adanya, kalau kita sendiri sudah bisa menerima diri kita apanya. Jangan takut untuk menerima diri apa adanya, sebab menjadi sahabat kita akan belajar untuk menerima yang lain apa adanya.

Seorang yang sungguh mencintai Anda (sebagaimana dia ingin dicintai) tidak menuntut sesuatu yang lebih dari Anda. Dia hanya bisa mencintai Anda sebagaimana Anda adanya. Sebab dengan menerima dirimu apa adanya diapun belajar menerima dirinya apa adanya. Seorang sahabat sejati, senantiasa belajar untuk membuka dirinya dan menerima kenyataan sahabatnya, termasuk segala kelebihan dan kekurangannya.

Menerima seorang sahabat ibarat Anda sedang memandang bayangan diri Anda di sebuah cermin. Apa pun bentuk yang ditampilkan dalam cermin, itulah diri Anda. Anda tidak bisa meragukan kalau itu bukan diri Anda. Itulah Anda apa adanya Anda. (abje)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun