Masih banyak diantara kita yang mengira bahwa introvert itu adalah sebuah penyakit atau gangguan mental, bahkan banyak artikel muncul dengan berbagai spekulasi dengan menyatakan bahwa introvert adalah salah satu pemicu gangguan jiwa, sehingga banyak yang terkadang berusaha untuk merubah atau menyembuhkan  si introvert ini .
Satu hal yang pasti  adalah bahwasanya semua statement itu harus saya bantah bukan karena saya seorang ahli psikolog akan tetapi saya seorang yang disebut sebut sebagai introvert mengerti jati diri saya lebih dari yang orang lain tahu , ketidak terbukaan akan dunia luar bukan berarti saya sakit mental namun saya jauh mencintai diri saya dengan membatasi bentuk pergaulan yang mungkin nantinya akan menjadi toxic .
Well , sebenarnya sama hal nya dengan kasus LGBT yang selalu dianggap sebagai penyakit yang bisa di sembuhkan, padahal kita sama sama tahu bahwa cinta itu murni datang atau tumbuh dari lubuk hati bukan karna gangguan saraf atau sejenisnya. jadi LGBT tidak perlu di obati karena tidak ada obat medis yang mampu mengobatinya, karena hati seseorang tidak bisa di paksakan, nah begitu pula dengan INTROVERT , tidak ada yang perlu di obati dari orang yang introvert , yang perlu di benarkan adalah pemahaman kita tentang introvert atau pun ekstrovert .
Ingat seorang introvert akan membuka diri Ketika ia menginginkannya tanpa terpaksa atau pun dorongan orang lain. Introvert tidak sedang menyiksa dirinya melainkan lebih menyayangi diri .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H