Mohon tunggu...
Alfonsus Jefri Kurniawan
Alfonsus Jefri Kurniawan Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Halo, saya seorang psikolog.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Psikologi Kognitif

23 Mei 2023   16:54 Diperbarui: 23 Mei 2023   17:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejarah Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif mendapatkan popularitas pada 1950-an hingga 1970-an ketika para peneliti menjadi lebih tertarik pada bagaimana pemikiran memengaruhi perilaku. Periode ini disebut "revolusi kognitif" dan mewakili pergeseran pemikiran dan fokus bagi para psikolog. Sebelumnya, pendekatan behavioris mendominasi psikologi. Kaum behavioris hanya mempelajari perilaku eksternal yang dapat diukur.

Behavioris percaya bahwa tidak ada gunanya mencoba mempelajari pikiran karena tidak ada cara untuk melihat atau mengukur secara objektif apa yang terjadi dalam pikiran seseorang. Pikiran dipandang sebagai kotak hitam yang tidak bisa diukur.

Pendekatan kognitif memunculkan gagasan bahwa perilaku mental internal dapat dipelajari dengan menggunakan eksperimen. Psikologi kognitif mengasumsikan bahwa ada proses internal yang terjadi antara saat stimulus terjadi dan saat Anda meresponsnya.

Proses ini disebut proses mediasi dan dapat melibatkan memori, persepsi, perhatian, pemecahan masalah, atau proses lainnya. Psikolog kognitif percaya jika Anda ingin memahami perilaku, Anda harus memahami proses mediasi yang menyebabkannya.


Apa itu Psikologi Kognitif?
Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang didedikasikan untuk mempelajari bagaimana orang berpikir. Perspektif kognitif dalam psikologi berfokus pada bagaimana interaksi pemikiran, emosi, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah memengaruhi bagaimana dan mengapa Anda berpikir seperti itu. Psikologi kognitif mencoba untuk mengukur berbagai jenis kecerdasan, menentukan bagaimana Anda mengatur pikiran Anda, dan membandingkan berbagai komponen kognisi.

Apa Peran Psikolog Kognitif?
Psikolog kognitif melakukan penelitian klinis, pelatihan, pendidikan, dan praktik klinis. Mereka menggunakan wawasan yang diperoleh dari mempelajari bagaimana orang berpikir dan memproses informasi untuk membantu orang mengembangkan cara baru dalam menghadapi perilaku bermasalah dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Psikolog kognitif memiliki pengetahuan khusus tentang analisis perilaku terapan, terapi perilaku, teori belajar, dan teori pemrosesan emosional.

Pakar tahu bagaimana menerapkan pengetahuan ini pada kondisi manusia dan menggunakannya dalam pengobatan:

- Gangguan kecemasan
- Prestasi akademik
- Gangguan kepribadian
- Penyalahgunaan zat
- Gangguan depresi
- Masalah hubungan
- Gangguan spektrum autisme
- Trauma
- Pengaturan emosi

Contoh Psikologi Kognitif
Beberapa contoh studi dan pekerjaan dalam psikologi kognitif meliputi:

Para ahli berpikir secara berbeda. Pemula berpikir secara harfiah ketika mereka mencoba memecahkan masalah. Mereka cenderung fokus pada detail permukaan ketika dihadapkan pada situasi yang tidak biasa. Para ahli dapat melihat koneksi yang mendasari dan memikirkan masalah secara lebih abstrak.

Ingatan jangka pendek. Memori jangka pendek Anda mungkin jauh lebih pendek dari yang Anda kira. Sebuah studi klasik dalam psikologi kognitif menemukan bahwa peserta dalam sebuah penelitian hanya dapat mengingat 10% dari rangkaian tiga huruf acak setelah 18 detik. Setelah 3 detik, peserta dapat mengingat 80% rangkaian huruf, sehingga terjadi penurunan yang signifikan setelah 15 detik tambahan.

Memetakan otak. Beberapa psikolog kognitif sedang mengerjakan Inisiatif BRAIN (Brain Research through Advancing Innovative Neurotechnologies). Proyek ini telah dibandingkan dengan proyek genom manusia. Ini adalah upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang 100 miliar sel otak, termasuk hubungan di antara mereka dan hubungannya dengan perilaku dan kesehatan.

Perspektif Psikologi Kognitif dalam Praktek
Perspektif psikologi kognitif dapat digunakan untuk memperbaiki banyak bidang kehidupan, termasuk bagaimana anak belajar. Peneliti Pooja K. Agarwal dan Henry L. Roediger III menggunakan wawasan dari studi psikologi kognitif mereka untuk mengembangkan praktik yang lebih baik guna mendorong pembelajaran di kelas. Mereka menggunakan eksperimen untuk menentukan bagaimana siswa belajar dan menerapkan pengetahuan mereka serta menyangkal teori yang sudah ketinggalan zaman.

Para ahli dulunya percaya bahwa daya ingat dapat ditingkatkan dengan latihan, sebuah teori yang telah dibantah. Teori populer lainnya yang telah dibantah adalah bahwa kesalahan mengganggu pembelajaran. Kebalikannya sebenarnya benar. Anda belajar dari kesalahan Anda, jadi membuat kesalahan meningkatkan kemampuan Anda untuk belajar. Sementara sebagian besar pendidik telah melampaui teori-teori itu, masih ada beberapa teori yang belum terbukti, seperti anggapan bahwa orang yang berbeda memiliki gaya belajar yang berbeda.

Selain menyangkal teori yang tidak berhasil, psikologi kognitif menyoroti teori yang berhasil. Setelah menyisir studi selama lebih dari 100 tahun, para peneliti menemukan empat praktik berbeda yang meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar:

- Retrieval practice, yang dengan cepat membawa informasi yang Anda pelajari ke dalam pikiran
- Mendapatkan umpan balik yang memungkinkan Anda mengetahui apa yang tidak Anda ketahui
- Spaced practice, yaitu kembali ke materi secara periodik dari waktu ke waktu
- Interleaving, yaitu melatih keterampilan campuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun