Mohon tunggu...
Alfonsus BayuSetyawan
Alfonsus BayuSetyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat berpikir dan mengembangkan sikap serta mentalitas yang baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wali Kota Senegal Nggak Ngapa-ngapain

30 Desember 2021   14:23 Diperbarui: 30 Desember 2021   14:27 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat datang para pembaca tulisan saya. Kali ini saya mau mengutarakan keresahan saya terhadap jalannya pemerintahan yang dipimpin oleh Walikota Senegal. Sejak lahir saya sudah tinggal di Senegal dan tidak pernah pindah ke kota lain. Saya merasakan segala hal yang terjadi di Kota Senegal. Belakangan ini saya sering resah terhadap kinerja pemerintahan Kota Senegal. Keresahan itu terjadi karena saya tidak merasakan perubahan yang signifikan pada masa pemerintahan sekarang ini yang dipimpin oleh seorang walikota sejak tahun 2013. 

Kota Senegal ini tidak ada perubahannya. Yang tampak perubahan hanyalah perbaikan jalan dan perbaikan trotoar yang dimana hal itu merupakan hal yang terus terjadi tiap tahun. Perubahan-perubahan yang ditujukan untuk mempermudah urusan hidup masyarakat tidak terasa sama sekali. Yang pertama adalah mengenai banjir. Sejak tahun 2013 sampai sekarang jika Kota Senegal diguyur hujan maka beberapa tempat di Kota Senegal akan tergenang banjir. 

Penanganan banjirnya pun sangat-sangat lucu yaitu dengan meninggikan jalan. Jalan ditinggikan tapi sungai-sungai tidak dibersihkan, buat apa? Di beberapa sungai yang sering saya lihat dan lewati masih banyak sampah dan pada saat hujan volume airnya meningkat dan hampir meluap. 

Kemudian ada juga beberapa pasar yang kurang ditata dengan baik sehingga menyebabkan lingkungan yang kotor dan kemacetan yang menyebalkan. Padahal kalo pasar ini ditata dengan baik maka orang-orang akan lebih nyaman ke pasar dan meningkatkan ekonomi pedagang pasar. Kemudian satu hal yang tidak pernah berubah adalah sulit dan ribetnya mengurusi hal surat menyurat di Kota Senegal akibat kemalasan para Pegawai Negeri Senegal. Sejak saya bikin KTP saya selalu kesulitan dan yang terbaru adalah ibu saya baru2 ini dibentak2 oleh petugas pada saat mengurus surat tanah. 

Padahal ibu saya sudah sesuai prosedur dan membawa semua persyaratan yang dibutuhkan. Ya walaupun pada akhirnya petugas tersebut meminta maaf tapi hal tersebut adalah hal-hal yang tidak boleh dibiarkan. Masa orang yang kerjanya mengabdi buat masyarakat malah marah2 seperti itu, beda ya sama marah2nya Bu Risma. Hal yang selanjutnya adalah kenapa selama ini tidak ada ruang terbuka hijau? Mengingat Kota Senegal adalah kota yang sangat panas maka perlu adanya tambahan ruang terbuka hijau yang bertujuan untuk mengurangi suhu udara, mengurangi polusi, dan membantu penyerapan air ke tanah. 

Kemudian masih banyaknya gelandangan dan kaum2 terpinggirkan yang tidak terurus membuat saya semakin resah terhadap kinerja pemerintahan sekarang. Kenapa para gelandangan ini tidak dipekerjakan saja supaya mereka punya penghasilan tetap dan  memberikan harapan untuk memperbaiki hidup. 

Tidak jelasnya pengaturan lokalisasi membuat saya sedikit jengkel karena lokalisasi merupakan hal yang sangat perlu diatur dengan tujuan mengontrol aktivitas dan mengontrol kesehatan masyarakat Kota Senegal. Kalau semrawut ya lama-lama penyakit bisa tersebar. Saya pernah wawancara dengan salah satu waria yang bekerja sebagai PSK  dan mereka mengatakan bahwa pemerintah ini tidak memiliki solusi yang jelas tentang lokalisasi. Waria2 yang ditangkap diberikan pelatihan keterampilan selama seminggu lalu dipulangkan dan gitu2 aja terus. Kalo pro lokalisasi ya diatur, kalo kontra lokalisasi ya dibubarin aja kayak walikota-walikota lainnya.

 Saya bingung kenapa Walikota Senegal ini begitu dicintai rakyatnya walaupun tidak ngapa-ngapain. Ternyata setelah saya cari tau walikota Senegal ini aktif di sosmed dan membentuk citra yang begitu baik sehingga banyak  masyarakat yang melihat hal baik melalui media sosialnya. 

Selain itu ikut campur euforia sepakbola membuat walikota ini semakin dicintai. Dengan adanya penyambutan pemain bola di balaikota membuat walikota ini semakin disanjung. Tapi menurut saya hal itu tidak penting, kerja ajalah. Apa pernah walikota Manchester menyambut Ronaldo di balaikota Manchester? Kan ya nggak pernah gitu lho.  

Kemudian dengan melihat volume kendaraan yang semakin banyak di Kota Senegal membuat saya jengkel karena fasilitas transportasi umum yang gitu-gitu aja. Banyakin bisnya kek, modernisasi angkot kek, tambahin slot sepeda di bis kek, apa aja yang penting menambah daya tampung di transportasi umum. Selain itu jalur sepeda yang minim juga bikin orang-orang males buat naik sepeda. 

Setidaknya kalo ada jalur sepeda ya orang-orang merasa aman. Yang terakhir adalah penegakkan aturan lalu lintas yang gitu-gitu aja. Keresahan ini muncul karena banyak bocil minim otak yang naik motor tanpa memerhatikan keselamatan orang lain. Ya walaupun tugas polisi setidaknya walikota juga harus punya wewenang untuk mengatur kotanya sendiri. 

Sebenarnya tulisan ini tidak terlalu mendalam. Saya berusaha menulis inti2nya saja. Saya mau mengutarakan pikiran saya lebih dalam di podcast saya saja. Terimakasih sudah membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun