Meski ke dua hal ini dapat kita temukan dalam bukunya berjudul Self Driving dan Agility : Bukan Singa yang Mengembik dimana dijelaskan bahwa “Singa yang mengembik ibarat manusia bergelar tinggi tapi selalu tak berani melakukan eksekusi. Ia hanya bisa mengembik”.
Dalam buku Agility kita bisa temukan suatu organisasi/institusi gagal merespon perubahan, sementara yang lainnya begitu tangkas. Penjelasannya ada pada seberapa jauh organisasi/institusi itu memiliki “PEMIMPIN” yang mempunyai undertanding (paham) lalu menuangkan pemikiran-pemikirannya pada rencana-rencana tindakan, dan disiplin dalam implementasi yang dinamis. Understanding, Planning, dan Implementing.
Dalam buku ini Rhenald Kasali mengemukakan bahwa evaluasi ketiga pilar strategic agility diatas itu menghasilkan enam tipe organisasi, mulai dari tipe Champion (yang memiliki tiga pilar itu dengan baik), hingga singa yang mengembik (yang hanya paham). Ia juga menjelaskan bahwa singa yang mengembik adalah pemimpin yang memiliki pemikiran-pemikiran yang hebat tetapi gagal menggerakkan rencana-rencana ke dalam implementasi, sedangkan The Champion adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang yang sangat paham, berwawasan, terbuka, kolaboratif, inovatif, visioner, dan bekerja dengan realitas, tetapi menuangkannya dalam rencana-rencana dinamis dan menggerakan SDM/potensi yang ada agar mampu mengeksekusi setiap planning atau program sampai selesai.
Intitusi/Dearah yang kompetitif dan sehat adalah Institusi/daerah yang dipimpin oleh The Champion. Ini biasanya sangat mudah, sederhana dan tertata dengan aturan yang jelas. Karena itulah, pada level pemerintahan kota/kabupaten, posisi The champion bisa ditemui.
By : Alfons Ratukani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H