Malam ini secara pribadi juga sebagai relawan kemanusiaan pencegahan Covid-19, saya merenung sambil refleksi akan perjalanan pergerakan kami selama satu bulan penuh tepatnya hari ini 29 April 2020, sejak 29 Maret 2020 sebulan yang lalu dari Lembaga CD Bethesda Area Sumba Timur yang biasa disebut Rumah Sakit Tanpa Dinding mengambil inisiatif untuk melakukan komunikasi dengan beberapa Lembaga Kristen di Waingapu bagaimana menyikapi Pandemik Corona Virus Desease 2019 ( Covid-19 ) yang sedang membuat dunia gelisah dan ketakutan kerna begitu banyak korban Covid-19 meregang nyawa.
Ketika saya ditugaskan Oleh Ibu Astantry T. Djama Area Manejer CD Bethesda Sumba Timur untuk membangun komunikasi dengan teman-teman Lembaga lain yang bisa diajak kerjasama melakukan hal-hal atau upaya-upaya pencegahan di masyarakat sejak dini, awalnya saya melihat bahwa Covid-19 tidak akan pernah sampai dipulau sumba atau bahkan di NTT.
Tetapi saya melihat semakin hari semakin banyak yang terpapar covid-19 di Indonesia dan ada kekuatiran dalam diri saya secara pribadi jika Covid-19 ini sampaikan ke Pulau sumba maka cukup berbahaya bagi kita dengan budaya dan kehidupan social kita cukup tinggi. Pada akhirnya saya coba menghubungi beberapa Lembaga yang menurut saya bisa diajak bekerja cepat, totalitas, tanpa banyak bicara siap action dan tentunya bergerak dengan hati.Â
Maka saya menghubngi Via Telpon dan WA teman-teman Lembaga Kristen ada Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia cabang Waingapu ( Kecab Diki Warandoy, SE), Ketua Senat Mahasiswa Universitas Kristen Wira Wacana Sumba ( Charles Njuka Amah ), Ketua Pemuda GKS Payeti ( Arin Royani Kaha ) dan Ketua Umum Ikatan Alumni Wira Wacana Sumba ( Rinhard Herman Radjah, SE ) untuk sharingkan terkait maksud dan tujuan kita untuk membentuk sebuah Tim relawan kemanusiaan Pencegahan Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur.Â
Ketika saya mencoba komunikasikan ke masing-masing pimpinan Lembaga ini saya sangat bersyukur mendapatkan respon sangat bagus dan tanpa pikir Panjang pada tanggal 29 Maret itupun kami langsung bergerak tanpa harus duduk Bersama untuk membicarakan secara detail apa yang harus kami lakukan Bersama.
Kami bergerak pertama kewilayah Nggoa untuk bangun komunikasi dengan Puskesmas Nggoa terkait dengan upaya-upaya yang akan dilakukan oleh kami sebagai tim relawan. Kami bergerak ke wilayah Nggoa memang dengan tujuan awal bahwa kami dari Lembaga CD Bethesda sebagai Mitra Pelayanan Kesehatan dari Puskesmas Nggoa sudah merencanakan untuk bangun komunikasi pertama dengan Puskesmas Nggoa karena ada beberapa desa dampingan dari Lembaga CD Bethesda di Kecamatan Nggoa. pada akhirnya teman-teman relawan yang ikut pada saat ini dengan senang hati turut serta sambil kita menunggu konsep yang menjadi tujuan utama terbentuknya Relawan Kemanusiaan ini.
Setelah dari Puskesmas Nggoa kami mencoba bertemu dengan teman-teman masing-masing coordinator untuk membicarakan secara detail konsep pencegahan dan segala macam sumber daya berupa dana untuk menopang setiap aksi kami kedepannya. Pada akhirnya Tuhan buka jalan dari hasil perbincangan yang cukup singkat di hari sabtu waktu itu tepatnya di Sekretariat UPKM CD Bethesda Yakkum Area Sumba Timur, Tim Menyepakati agar relawan ini harus memberikan aksi nyata di masyarakat berangkat dari  segala keterbatasan dan hanya bermodalkan semangat yang tulus melayani untuk kemanusiaan.
Pada akhirnya kami sepakat untuk mencari donasi seberapa yang bisa dibantu untuk menopang beberapa aksi social ini, Bersyukur secara Lembaga CD Betehsda Yakkum Mensuport penuh setiap aksi dari relawan mulai pada hari itu. pada akhirnya ditengah perjalanan dari Relawan Kemanusiaan ini ada orang-orang yang dipakai Tuhan untuk mengirimkan berkatnya untuk membantu pergerakan kami,Â
masing-masing Lembaga maupun OKP yang terlibat sangat-sangat bekerja keras untuk saling mensuport dan giat mencari donasi sehingga kami mendapatkan modal menjahit masker gartis dan bersyukur ada anak-anak Tuhan yang memiliki talenta menjahit dan Tuhan pakai mereka untuk mendukung kami menjahit masker gratis sehingga bisa dibagikan secara gratis ke masyarakat.
Dengan Relawan yang terbentuk tentunya tidak bisa berjalan sendiri, kami ingin bergandengan tangan dengan pemerintah daerah untuk bahu membahu lakukan pencegahan di masyarakat, kami jajaki untuk bangun komunikasi dengan Kabag. Kesra, Kepala BPBD Sumba Timur dan Bapak Bupati Sumba Timur.Â
Kami bersyukur ada respon sangat bagus dari pemerintah daerah terkait niat kami membentuk tim relawan kemanusiaan membantu pemerintah lakukan pencegahan dilapangan semampu kami. Bapak Bupati mengapresiasi dan mohon kerjasamanya serta harus koordinasi trus dengan pemerintah daerah baik di gugus tugas kabupaten, kecamatan maupu di tingkat desa. Ketika sudah mendengar arahan singkat dari bapak bupati makin semangat tim relawan untuk bergerak tanpa henti melakukan berbagai macam aksi dilapangan.
Dalam upaya-upaya yang dilakukan oleh relawan kemanusiaan dilapangan sejak tanggal 29 maret 2020 samapi pada hari ini 29 april 2020 sudah 5 Kecamatan ( Nggoa, Pandawai, Kota Waingapu, Kambera dan Kanatang ) dan kurang lebih 20 Desa/kelurahan yang sudah menjadi titik melakukan berbagai macam aski social maupun pencegahan Covid-19 oleh relawan.Â
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan berupa ( pemasangan baliho/spanduk informasi Covid-19, penyemprotan disinfektan di titik umum, pembagian leaflet, edukasi/sosialisasi keliling, sosialiasi langsung dari rumah kerumah warga, pembagian masker gratis, pembagian wadah CTPS di Puskesmas dan beberapa desa dan tempat umum, pembagian sembako/PMT bagi masyarakat rentan/lansia, penyerahan alat Posyandu di 9 desa dampingan Bethesda, pelatihan minuman herbal bagi relawan dan pembagian menuman herbal sehat kusus para tenaga medis di RSUD dan beberapa puskesmas ). Dan masih ada lagi beberapa kegiatan yang sudah dan akan dilakukan dalam waktu kedepannya.
Dalam perjalanan aksi kemanusiaan yang kami lakukan, satu-satunya Kampus besar di pulau Sumba yaitu Universitas Kristen Wira Wacana Sumba lewat Panitia Paskah dan Lembaga Kemahasiswaan menunjukan pengabdian dan kepeduliannya untuk terlibat aktif melakukan upaya pecegahan Covid-19 di Sumba Timur  bekerjasama dengan Relawan kemanusiaan untuk bergerak membagikan 5.500 pcs Masker Gratis bagi masyarakat umum dan masyarakat kampus.Â
Kami mensyukuri bahwa ada satu harapan besar dengan melihat gelombang kemanusiaan sedang bergerak di tanah marapu untuk bahu membahu lakukan upaya pencegahan di tanah ini. Kami melihat begitu banyak anak-anak Tuhan yang Tuhan pakai dengan sukarela baik dari partai politik, organisasi masyarakat,Â
Lembaga swasta, bergerak perindividu, ada dari gereja dan masih banyak lagi melakukan berbagai macam upaya pencegahan di masyarakat, ada yang membagikan masker gratis, ada yang lakukan sosialisasi keliling dengan membagi leaflet, ada yang menyumbang APD bagi Tenaga Medis, ada yang membagikan sembako bagi terdampak Covid-19 secara ekonomi, dll. Semua itu kami melihat hal positif bahwa penghuni Tanah Marapu sedang membangun satu gerakan gelombang kemanusiaan yang besar untuk bahu membahu bergandengan tangan dengan pemerintah bersatu melawan covid-19 dengan cara dan gaya masing-masing tetapi tujuannya sama untuk melawan Covid-19 serta untuk kemanusiaan semata.
Dari berbagai macam uapaya atau aksi pencegahan yang kami lakukan di masyarakat selama sebulan ini ada begitu banyak hal suka dan duka yang kami rasakan baik secara fisik maupun psikis. Karena kami sadarii dengan segala keterbatasan relawan melakukan aksi dilapangan tentunya tidak terlepas sebagai manusia yang lemah dengan segala macam kekurangan apalagi relawan ini terbentuk hanya karena bermodalkan semangat melayani dengan hati yang tulus tanpa modal dana yang banyak.Â
Ada yang menolak kami dan mengatakan bahwa kami bagian dari partai politik/ calon bupati dan wakil bupati serta kami sedang mencari muka dan perhatian dari masyarakat, ada juga yang mengatakan bahwa Virus ini tidak akan pernah sampai ke Sumba jadi buat apa kalian capek-capek dan buang-buang waktu serta tenaga sampai turun ke desa tak kenal Lelah melakukan kegiatan pencegahan,Â
ada juga yang mengejek lewat media social maupun memberikan masukan terkait aksi kami, Â ada juga yang sangat berterimaksih karena kami sudah peduli dengan hidup dan kesehatan mereka, ada yang memuji kami sebagai anak muda yang jiwa sosialnya tinggi, dll. Cerita-cerita ini kami simpan dan kami jadikan sebagai peluru semangat untuk terus bergerak melakukan upaya pencegahan di masyarakat tentunya tetap berpedoman pada protocol kesehatan dari pemerintah.
Disisi lain ada sejuta pelajaran yang kami dapatkan sebulan penuh bergerak di masyarakat Bersama dengan relawan, Dengan segala keterbatasan kami sebagai relawan, kami masih bisa diberikan waktu, kesempatan dan kesehatan oleh Tuhan untuk melakukan berbagai macam kegiatan dimasyarakat.Â
Saya belajar dari anggota tim relawan yang dimana banyak anak-anak muda dan mahasiswa yang terlibat, saya melihat ketulusan hati mereka melayani, saya bersyukur bahwa Tuhan memakai anak-anak muda ini untuk menjadi berkat bagi sesamanya ditengah keterbatasan mereka serta kesibukan mereka sebagai mahasiswa kuliah online.Â
Kadang kuliah online pun mereka lakukan dilapangan saat kegiatan. Saya melihat Tuhan sedang bekerja dan berjalan Bersama kami saat melayani sesame karena dengan kekurangan kami selama ini Tuhan selalu mencukupkan untuk menjadi berkat bagi orang lain.Â
Kami belajar bahwa kemanusiaan adalah harga mati, kami menyadari bahwa masnusia yang lain yang adalah wujud Tuhan harus tetap hidup dan terus hidup. Kami belajar memberikan semangat dan motivasi kepada anak muda yang lain untuk bergerak Bersama demi kemanusiaan. Anak-anak muda dan mahasiswa yang terlibat langsung dilapangan betul-betul mendapatkan pembelajaran yang sesungguhnya arti kemanusiaan serta kehidupan dimasyarakat desa seperti apa, dan masih banyak lagi hal baru dan menarik yang dapat kami pelajari Bersama.
Diakhir dari tulisan ini, saya ingin katakan bahwa kami ingin " Menembus Sekat Tanpa Batas dan Bergerak Dengan Hati Dari Segala Keterbatasan Hanya Untuk Kemanusiaan " sejujurnya bahwa kami tidak sedang mencari pujian, kami tidak sedang mencari muka agar dikenal dan dikenang, kami tidak sedang membangun satu pemahaman bahwa kami dan hanya kami yang bisa lakukan ini, kami tidak sedang mendiskereditkan orang lain, dll. Tetapi seperti judul tulisan saya diatas adalah Menembus Sekat Tanpa Batas kami ingin belajar melayani sesame kami dan diri kami dengan tulus.
Harapan saya dan mewakili Tim Relawan kemanusiaan Pencegahan Covid-19 bahwa  untuk semua Masyarakat mari kita patuhi Intruski dari Pemerintah dan mengikuti protocol kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, itu semua untuk kebaikan kita Bersama bukan hanya pemerintah tapi kita semua.Â
Saya berdoa dan berharap bahwa Badai ini pasti akan berlalu dengan sendirinya, kami rindu melihat semesta pulih kembali, kami rindu perkumpulan tanpa dibatasi waktu dan jarak, kami rindu segala sesuatu saat dunia ini baik-baik saja tanpa melihat ada yang terluka dan meregang nyawa, kami ingin melihat senyuman para tenaga medis melihat keluarga mereka saat pulang dari bertugas di Rumah Sakit, kami Rindu Ibu Pertiwi dan Indonesia ini Tersenyum kembali.
Diakhir kata saya mengutip Satu ayat Firman Tuhan yang menguatkan rekan-rekan Relawan dan Tenaga Medis yang bergerak tanpa Lelah diseluruh Indonesia untuk Raga yang lain " Kerjakanlah apa yang menjadi Bagianmu maka Tuhan Akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya " selebihnya mari kita percayakan Tuhan sumber Kehidupan akan bekerja sesuai apa yang Ia Kehendaki. Terimakasih.
Penulis : Alfonsus Nd. Ratukani, SE ( Co CD Bethesda Yakkum dan Tim Relawan Kemanusiaan Pencegahan Covid-19 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H